Minggu, 29 Januari 2017

FF_NCT "Under The Tree" // FF ROMANCE (ONESHOOT)



Title: Under The Tree
Cast: Mark Lee / Lee Minhyung (NCT), Kaila  Kim / Kim Hyehi (OC)
Genre: Friendship, Romance
Length: 1shoot
Rating: -13
Author: Firda Khasanah @firda_ex0l
*****
Seorang yeoja sedang duduk dibawah sebuah pohon rindang, ia sedang membaca buku novelnya sambil bersandar di pohon itu. Dia seharusnya sudah berada disekolahnya, namun ia begitu santai seakan2 masih punya banyak waktu untuk sampai kesekolah.
TUK! Sebuah ranting pohon jatuh tepat dikepalanya.
“aw… ck. Jam berapa sekarang?”
Dia melirik jam tangannya dan jam nya menunjukkan pukul 07:45.
“OMO! 15 menit lagi masuk… aiisssshh… aku pasti akan terlambat!”
Yeoja itu pun segera pergi ke halte bus, dan tidak lama bus pun datang yeoja itu langsung masuk kedalam bus itu.
Sesampainya disekolah.
HUFT! HUFT! HUFT!
Seorang yeoja lari terengah2 menuju kelasnya. Dia tahu jika ia pasti tidak akan disuruh masuk kekelas melainkan menerima hukuman dari guru, karena sebenarnya ia telah telat 5 menit yang lalu. Yeoja itu bernama Kim Hyehi atau sering dipanggil Kaila Kim, Ia adalah murid pindahan dari Amerika sebulan yang lalu dan sudah 2 kali ia berangkat telat.
Dengan ragu Kaila mengetuk pintu kelas.
TOK! TOK!
CEKLEK!
Pintu pun terbuka, dan menampakkan sosok guru yang ia kenal, Kim Saem.
“ini jam berapa Kaila…?”
“hm… jam… 8:15 saem…”
“kalau begitu, kau tahu kan kalau kau itu terlambat?”
“i…iya saem… jeosonghamnida……” kata Kaila sambil membungkukkan badannya.
“kalau sudah tahu terlambat kenapa masih berani… MASUK KE KELAS SAYA! CEPAT MENUJU RUANG UKS DAN BERSIHKAN, RAPIHKAN SERAPIH MUNGKIN! ARRASEO!” kata Kim Saem penuh penekanan.
“ha…hajiman…”
“CEPAT!”
“ne arraseumnida saem…” kata Kaila dengan pasrah.
Kaila pun segera berjalan menuju ruang UKS.
Di Ruang UKS.
Kaila pov.
BRUK! Aku membaringkan tubuhku di ranjang UKS, aku begitu lelah…
“hah! Apa Kim saem itu tidak tahu apa? Aku lari2 dari halte bus sampai gerbang sekolah, dan dari gerbang  sekolah sampai kelas… dia pikir itu jarak yang dekat. Aisshhh… dia benar2 tidak menghargai kerja keras ku! CK!”
Aku mengomel tidak jelas diruang UKS. Dan benar saja ruangan ini benar2 berantakan dan kotor sekali.
Aku pun segera membersihkan ruangan dan merapihkannya serapih mungkin.
25 Menit kemudian…
Aku selesai merapihkan ruangan ini. Aku melirik jam, jam menunjukkan pukul 9:50, itu artinya sekitar 10 menit lagi bel istirahat berbunyi. Aku pun berbaring kembali sambil menunggu bel istirahat berbunyi setelah itu baru pulang kekelas dan mengikuti pelajaran berikutnya.
Kaila pov end.
*****
Telihat seorang namja sedang duduk dibangkunya, dia hanya duduk sambil membaca bukunya dan tidak pergi menuju kantin seperti teman2nya. Namja itu bernama Mark Lee namja pindahan dari Vanchouver Canada yang hari ini baru saja mesuk kesekolah barunya. Tampangnya yang begitu rupawan membuat para yeoja dikelas itu menjadi tertarik dan mendekati Mark. Namun sebaliknya Mark hanya merespon dengan aura dinginnya.
“hai Mark aku Yeri, mau pergi kekantin bersamaku?”
“No, Thanks.”
“eoh! Baiklah, aku pergi dulu. See you…!”
Ya, seperti itulah salah satunya.
Mark pun ternyata tidak nyaman dengan sekolah ini, menurutnya banyak gadis yang genit terhadapnya.
Setelah dirasa cukup lama Mark membaca bukunya, mark pun akhirnya merasa jenuh dan memilih untuk keluar kelas.
“seperti apa diluar sana…? Sebaiknya aku keluar dan melihat2 lingkungan sekolah ini!”
Mark pun mulai melangkah keluar dari ruangan kelas itu.
DUG!
Sebuah bola yang entah datangnya dari mana mengenai kepalanya dengan begitu keras.
TES…
Darah segar menetes dari hidungnya, tiba2 pandangannya menjadi samar2.
BRUK!
Mark terjatuh, karena kepalanya sangat sakit. Mark melihat 3 orang namja dengan seragam basketnya menghampirinya.
“kau tidak apa2?”
“aigoo! Hidungnya berdarah”
“cepat bawa dia ke UKS”
Samar2 Mark mendengar suara mereka. Namun lama2 pandangannya mulai gelap dan ia pun tak sadarkan diri.
*****
Kaila pov.
Aku bangkit dari rebahanku dan sedikit meregangkan otot2 ku yang begitu kaku.
“hah! Saatnya kembali kekelas…”
Aku pun keluar dari UKS, saat aku hendak menutup pintu itu tiba2 terlihat 4 orang namja yang sedang berlari kearah UKS. 1 orang namja pingsan dengan dipopoh oleh 2 orang namja dan 1 nya lagi berlari menghampiriku.
“kau petugas UKS hari ini?”
“nde?”
“cepat buka pintunya, ada orang pingsan terkena bola tadi”
“baik sunbae!”
Aku pun segera membuka kembali ruang UKS. Dan mereka segera masuk dan membaringkan tubuh namja yang pingsan tadi diranjang UKS.
“apa kau bisa merawatnya?”
“hm…”
“tolonglah, kami sedang latihan basket untuk turnamen besok. Kami harus segera kembali latihan”
“hm… baiklah sunbae”
“ya sudah terima kasih. Kalau dia sudah sadar, tolong sampaikan padanya jika kami benar2 minta maaf”
“baik sunbae”
3 orang sunbae tadi akhirnya meninggalkan ruangan UKS. Dan tinggalah aku dan namja itu.
Aku pun segera membersihkan darah dihidungnya dan mengompres benjolan dikepala sebelah kanannya yang kuyakini jika bagian itu yang terkena bola. Tapi, aku juga melihat luka benturan dipelipis sebelah kirinya yang sedikit mengeluarkan darah. Aisshh… kasian sekali namja ini sudah jatuh tertimpa batu pula.
Saat aku sedang mengompres kepalanya, tiba2 dia sadar. Dan memaksa untuk bangkit dari rebahannya.
“eits… tetap diposisimu, pendarahan dihidungmu belum berhenti” 
Kataku sambil terus mengompres kepalanya.
“apa pedulimu! BIKYEO!”
“ANDWAE!” cegahku sambil terus mencegahnya untuk bangkit.
“YAK! Aisshh……” akhirnya ia pasrah dan kembali berbaring.
“sudah baring saja disitu, oyya tadi sunbae yang membuatmu terluka bilang, kalau mereka minta maaf”
“hm… ne…”
3 menit kemudian.
“ck! Bahkan orang tuaku tidak pernah seperhatian ini padaku” ia mulai berbicara memecah keheningan diantara kami.
“wah…… hidupmu pasti sangat kekurangan kasih sayang dari orang tua ya?” aku pun mulai menyahutinya.
“bukan kekurangan, tapi aku sama sekali tidak pernah mendapat kasih sayang dari mereka. Saat usiaku 1-8 tahun aku diurus oleh seorang bibi dan ditinggal di Korea sedangkan orang tuaku berada di Amerika mengurusi pekerjaannya. Di usia 9-16 tahun aku tinggal bersama saudaraku di Amerika, orang tuaku berada di Amerika tapi dia jarang sekali datang menemuiku. Dan diusiaku ke 17 tahun sekarang, orang tuaku membelikanku sebuah apartemen di korea dan mereka memaksaku untuk tinggal di apartemen itu sendirian. Bagiku itu lebih baik dari pada aku harus tinggal bersama saudaraku dan merepotkan mereka. Hah…”
Aku tercengang mendengar ceritanya, yang hampir persis seperti nasib hidupku. Aku menepuk pundaknya, dan tersenyum kearahnya.
“hm… sepertinya nasib kita sama deh… aku juga seperti itu… orang tuaku juga begitu gila dengan yang namanya pekerjaan. Aku juga dari korea ke amerika dan dari amerika aku pulang lagi ke korea 1 bulan yang lalu… dia juga memberiku apartemen yang begitu mewah. Dan aku juga tinggal sendiri di apartemen itu. Hm… ternyata, bukan Cuma aku yang memiliki nasib seperti itu ya…”
Setelah cerita panjang lebar dari namja itu, aku baru sadar jika sepertinya aku baru melihatnya, apa dia murid baru.
“oyya, kau murid baru disini? Sepertinya aku baru melihatmu…” tanyaku.
“ya… aku baru saja masuk hari ini dan sialnya… hari pertamaku begitu tragis…”
“hihihi… hm… kalau begitu perkenalkan namaku Kim Hyehi atau kau bisa panggil aku Kaila. Aku juga murid baru pindahan dari Amerika kok, aku sudah 1 bulan sekolah disini.” kataku sambil menyodorkan tangan kananku.
“hm… aku Lee Minhyung. Salam kenal!” jawabnya dan membalas uluran tanganku.
“ne salam kenal!”
Oh ternyata namanya Lee Minhyung…
“hm… kau juga bisa memanggilku dengan nama Mark”
DEG!
MARK. Itu seperti nama sahabatku waktu kecil.
“m…mark…”
“ne, wae? Kenapa kau begitu terkejut. Namaku keren ya? Itu nama panggilanku dari kecil… nama panjangnya itu Mark Lee”
“MARK LEE!!!” teriakku terkejut.
“waeyo?”
“aniyo… hm… itu seperti nama sahabat dekatku sewaktu kecil. Persis sekali!”
“oh…”
“iya, sekarang palingkan wajahmu kekanan!”
“wae?”
“pelipis sebelah kirimu berdarah, apa tadi saat kau jatuh kepalamu membentur sesuatu?” tanyaku mencoba mengganti topic pembicaraan.
“sepertinya tadi membentur…… hm… ah iya, pintu”
Aku pun menempelkan plester dilukanya itu. Dan selesai…
“sudah selesai kau boleh bangkit sekarang!”
“hm… baiklah…”
Dia bangkit dari ranjang dan mulai berjalan keluar ruangan, namun belum sempat 5 langkah ia hampir jatuh untung saja aku segera sigap dan meraih tangannya.
“sepertinya kau masih pusing. Beringlah disini dulu sampai benar2 sembuh”
“aniyo. aku ingin kekelas”
“hm… baiklah, aku akan menuntunmu sampai kelas”
“ne, gomawo. Kaila kau adalah teman pertamaku disekolah ini”
“hm… ne… terima kasih juga karena sudah menjadikanku temanmu Mark”
Aku pun mulai menuntun Mark hingga ia sampai dikelasnya ruang 11-2. Mwo! Ini juga ruang kelasku.
“ini ruang kelasmu mark?”
“iya, kau dimana?”
“aku juga disini…”
“hm… kenapa tadi jam pelajaran pertama aku tidak melihatmu?”
“eoh? Aku… hihihi… aku tadi terlambat, kim saem tidak mengizinkanku masuk kelas, dia menghukumku untuk membersihkan UKS”
“kau sering terlambat masuk sekolah?”
“ani… baru 2 kali. Ya sudah ayo masuk!”
“sudah, aku bisa jalan sendiri ke bangku ku…”
Dia berjalan menuju bangkunya yang ternyata dia duduk 1 meja denganku.
Aku pun menyusulnya.
“hai mark!”
“wae?”
“aku mau duduk… ini tempat dudukku…” kataku sambil mengetuk2 meja dan duduk disampingnya.
“hm… aku bersyukur sekali bisa 1 bangku denganmu”
“eoh geurae?”
“ne, karena hanya kamu yang aku kenal disekolah ini…”
“sstt… junki saem datang”
Junki saem pun memulai pelajaran matematikanya.
“sstt.. sstt.. mark apa kau menyukai matematika?” bisikku pada mark.
“aku sangat membenci pelajaran ini…”
“aku juga”
“dari dulu aku tidak suka perhitungan…”
“aku juga, aku lebih menyukai pelajaran sejarah dan bahasa juga..”
TAK! TAK! TAK!
“KAILA KIM!”
OMO! Apa junki saem memerhatikanku dari tadi? Ah… eottokhae…
“ne saem…”
“bukankah tadi kau habis menerima hukuman karena terlambat? Apa kau ingin menerima hukuman lagi karena mengobrol dikelasku?”
“animnida saem… jeosonghamnida…”
“kalau begitu diam!”
“arrseumnida saem…”
“sepertinya kau suka sekali membuat masalah dikelas ya?” ledek mark.
“sssttt…”
Kaila pov end.
*****
Jam pulang sekolah akhirnya berbunyi, semua siswa mulai memberesi buku2 mereka dan bergegas untuk pulang. Begitu juga dengan Mark dan Kaila mereka pun sama dengan siswa yang lain.
“kau pulang naik apa?” Tanya Mark.
“naik bus”
“hm… kita pulang bersama ya?”
“kau juga naik bus? Aku kira kau akan dijemput dengan mobil mewah”
“aku kan sudah bilang kalau aku hanya tinggal sendiri di negeri ini”
“iya iya”
“ya sudah, kajja kita pulang!”
“ne…”
Mereka pun keluar dari sekolah dan segera menghadang bus di halte bus.
Dan tak lama bus pun datang.
*****
Selama perjalanan pulang kaila dan mark mengobrol tentang bedanya kebiasaan orang2 di korea dan di amerika yang menurut mark itu kebiasaan orang korea itu sangat lucu, tapi menurut kaila itu biasa saja.
30 menit kemudian.
“kaila sepertinya aku harus turun…”
“eoh? Benarkah, aku juga…”
Mereka pun turun dari bus, betapa terkejutnya mereka ketika mereka ternyata sama2 tinggal di gedung apartemen itu.
“kau tinggal disini mark?”
“iya, kau juga?”
“iya… wah jadi senang nih”
“senang kenapa?”
“karena ada teman yang bisa diajak main bersama, belajar bersama dan berangkat sekolah bersama… iya kan?”
“ck, terserah! Aku mau masuk, capek!”
“hm… ne aku juga”
Mereka pun akhirnya masuk ke gedung itu.
Kaila berjalan dibelakang mark, setelah mark sampai di apartemen nya ia kembali menatap kaila yang berjalan mengikuti mark.
“kenapa kau mengikutiku?”
“aku tidak mengikutimu kok, apartemen ku ada disini!” kata kaila sambil mengetuk2 pintu apartemennya yang ternyata ada didepan persis apartemen mark.
“wah… kita juga ternyata tetangga dekat mark…” girang kaila.
“ya sudah sana masuk…”
“ne..” kaila pun segera masuk ke apartemennya.
Begitu juga dengan mark. Kelihatannya kaila begitu senang jika dekat dengan mark.
*****
Kaila pov.
Pukul 22:00
Yuuuuhuuu… ternyata mark itu tinggal didepan apartemen ku. Hm… itu artinya dia bisalah… jika nanti jadi teman curhatku.
Aku meraih foto masa lalu ku bersama mark lee sahabatku.
“mark lee, kau tahu hari ini aku bertemu dengan seseorang yang namanya itu persis sekali dengan dirimu… tapi dia tetap tidak akan bisa menggantikan posisi mu dalam hidupku mark. Maka dari itu cepatlah hadir dalam hidupku kembali ya… jeongmal bogo shippeo seo…”
Entah kenapa aku memiliki ide yang menurutku sangat cermelang.
Aku pun meraih ponsel ku, dan keluar menuju apartemen mark.
TING! TONG!
“nugu?”
“aku kaila…”
Tak lama kemudian mark keluar dengan tampangnya yang sangat berantakan, ku rasa aku sudah mengganggu tidur malamnya.
“malam mark…”
“yak! Wae…? Ini sudah malam kaila… kenapa kau masih terjaga di jam malam seperti ini?”
“justru aku yang heran kenapa jam segini kau sudah terlelap mark? mian, aku hanya ingin meminta no ponsel mu saja kok”
“hah… hanya itu? Aisshh…”
Walaupun ia terlihat kesal karena perbuatanku, tapi tetap saja dia memberi no ponselnya padaku padahal aku kira dia tidak akan memberikan no nya pada ku. Hhh… dasar aneh!
“sudah?”
“sudah, thanks mark…”
Aku pun segera menelfon no itu, dan tidak lama, ponselnya di dalam sana pun berdering.
“itu no ponselku… hm… tujuanku sebenarnya, hm… besok pagi dan seterusnya… bisakah kau membangunkanku saat akan berangkat kesekolah? Kau tahu kan, aku sering sekali terlambat… kau bisa membangunkanku dengan cara menelfonku atau menggedor2 pintu apartemenku mark. Kau bisa kan? Kau bilang kau temanku, seorang teman itu harus membantu temannya yang lain untuk bisa menjadi lebih baik…”
“ne… jadi intinya aku harus membangunkanmu dipagi hari!”
“benar sekali!”
“sudah?”
“hm… aku rasa sudah, kalau begitu terima kasih dan malam mark”
BRUK!
Dia menutup pintu apartemennya, aku rasa dia marah… tapi dia pasti akan melakukannya besok. Aku tahu ini sungguh tidak masuk akal, aku yang tiba2 bersikap sudah mengenal mark lama padahal aku baru mengenalnya tadi pagi, dan dengan mudahnya aku menyuruhnya dengan hal konyol tadi. Hihihi…
“THANKS MARK……!”
Aku pun kembali ke apartemenku dan beranjak tidur.
Kaila pov end.
*****
Keesokan harinya.
Jam 06.00
DRRRTTT DRRRTTT
Handphone kaila bergetar, kaila yang masih terlelap dengan kesal mengangkat handphonenya tanpa melihat siapa yang menelfon.
“yak! Nuguseyo? Kenapa pagi buta begini menelfon?” Tanya kaila dengan suara parau khas bangun tidurnya.
“APA KAU BILANG? PAGI BUTA? INI SUDAH JAM ENAM. WAKE UP KAILA!!!!”
“mwo? Mark? I-ini kau?”
“hhh…… aku menunggumu di depan gedung, aku tunggu 20 menit dari sekarang. Jika kau terlambat, maka jangan salahkan aku jika aku sudah berangkat terlebih dahulu. UNDERSTAND?”
“HAI!”
TUUUTT…
Kaila pun segera bangkit dan melakukan ritual mandi kilat nya.
Setelah sekitar 15 menit ia bersiap, ia langsung keluar apartemen nya dan berlari keluar gedung. Dilihatnya mark yang sudah menunggu di depan. Kaila tersenyum ketika melihat mark yang sudah rapih dengan seragamnya.
“MARK……”
Kaila berlari menuju mark.
“gomawo… kau sudah membangunkanku lebih pagi hari ini…”
“ne” jawabnya singkat.
Kaila dan mark pun berjalan menuju ke halte bus. Mark memerhatikan kaila yang sedang memegangi perutnya.
“kamu sudah sarapan?” Tanya mark.
“hm… belum…”
“apa kita perlu pergi mencari makan terlebih dahulu…?”
“aniyo, bagaimana kalau nanti kita telat?”
“hm… tidak apa2, lagi pula kelas kan dimulai jam 8. Kita masih punya waktu 1 jam setengah lagi, dan aku juga belum sarapan”
“ya sudah, lebih baik kita sarapan di tempat makan yang dekat sekolah saja…”
“baiklah…”
Mereka pun menaiki bus yang baru datang.
*****
Kaila dan mark sekarang sedang berada di tempat makan. Kemudian seorang pelayan menghampiri mereka.
Kaila pov.
Seorang pelayan tempat makan ini menghampiri kami.
“mau pesan apa?” Tanya si pelayan
“aku sandwich” kata ku.
“aku juga sandwich tapi tanpa tomat dan keju…”
DEG!
MWO! SANDWICH TANPA TOMAT DAN KEJU?????? IGE MWOYA… dia seperti Mark. Sungguh, Mark sahabatku selalu ingin dibuatkan sandwich tapi tanpa tomat dan keju, persis seperti Mark dihadapanku sekarang… WAE?
Flashback on.
Tok! Tok!
Seorang anak kecil yang sunggu kukenal yaitu bernama mark, datang kerumah ku. Seperti biasa mark selalu datang kerumah ku setiap pagi bahkan setiap hari untuk berangkat sekolah bersama atau sekedar bermain seharian bersamaku.
“kaila…”
“mark… kenapa kau datang pagi sekali…?”
“hm… tidak apa2. Kau sedang makan apa?”
“sandwich… kau mau?”
“boleh…”
Aku pun menyuapkan sandwich itu kemulut mark.
Mark terkejut ketika ia memakan sandwich itu, entah kenapa.
“huek! Apa ini ada tomat dan kejunya?”
“tentu. Kau tidak suka…?”
“tidak! Tomat dan keju itu rasanya aneh. Aku benci keduanya”
Oh ternyata mark tidak suka keju dan tomat.
Flashback off.
Bagai sebuah video yang tiba2 melintas dihadapanku, tiba2 saja momen disaat mark sahabatku mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan mark didepanku sekarang ini.
“KAILA…!”
“……”
“kaila……”
“nde…?” mark membuyarkan lamunanku.
“gwenchana?”
Aku menatap mark, aku heran kenapa mark memiliki kesamaan dengan sahabatku.
“mark, kau tidak suka tomat dan keju?”
“iya…”
“kenapa?”
“tomat dan keju itu rasanya aneh! Dan aku tidak suka keduanya”
“oh…”
Bahkan jawabannya pun sama persis. MARK NEO MWOYA?
Dan pelayan pun menghantarkan pesanan kami.
“cepat makan! Kau mau terlambat lagi hah?”
Kata mark yang tiba2 membangunkanku dari lamunanku.
“nde…”
Kaila pov end.
*****
1 bulan kemudian.
Kaila dan mark semakin dekat, tapi tidak jarang mereka bertengkar karena hal sepele. Kehadiran mark di hidup kaila memberikan perubahan pada kehidupan kaila, seperti kaila yang sekarang tidak pernah terlambat sekolah, kaila yang selalu rutin sarapan pagi dan kaila yang sekarang tidak kesepian lagi karena hampir setiap harinya dipenuhi oleh kehadiran mark seperti belajar bersama dan sarapan, makan siang dan malam bersama. Namun tetap saja dihati kaila hanya ada mark lee sahabat nya.
Kaila pov.
Hari ini hari minggu, aku berniat mengajak mark untuk jogging bersama di taman. Dia bilang kalau dia ingin melihat taman di pusat kota. Untuk itu aku akan mengajak nya kesana.
Sekarang aku sedang menunggunya di depan gedung apartemen, tidak lama kemudian mark pun datang.
“kau ingin mengajakku kemana?” tanyanya.
“kau bilang kau ingin melihat taman2 dipusat kota sana. Jadi aku akan mengajakmu kesana sekalian jogging”
“ya sudah, ayo!”
Di taman pusat kota.
Aku mengeluarkan handphone terbaru milikku, aku berniat untuk memamerkan handphone baru ku ini pada mark.
“mark, lihat deh handphone baruku. Kemarin eommaku baru saja membelikan handphone ini… bagus tidak?”
“kau baru memilikinya sekarang? Aku sudah punya ini sejak 6 bulan lalu…” katanya sambil merebut benda itu dari ku dan dan melempar2 itu keatas. Tentu saja aku marah dan panic.
“yak! Mark! Kembalikan! Dan jangan2 lempar2 seperti itu, bagaimana kalau nanti jatuh! Cepat berikan padaku!” teriakku. Tapi bukannya mengembalikannya pada ku dia malah berlari dan membawa hp ku pergi. Lantas aku mengejarnya.
“AMBIL KALAU KAU BISA…!” teriaknya sambil berlari.
“YAK! KAU MEREMEHKANKU HAH??”
Aku pun berlari mengejarnya, namun aku tidak menyadari jika tali sepatuku sebelah kanan belum aku ikat. Aku pun terjatuh karena itu, karena aku memakai celana yang panjangnya diatas lutut, akhirnya lututku tergores dan berdarah.
“hiks… appo…”
Sebuah tangan meraih tanganku dan menariknya untuk berdiri. Dan ternyata pemilik tangan itu mark.
Aku pun berdiri, dan menatap mark dengan tatapan kesal.
“kau jahat mark…!”
TIK!
Tiba2 saja mark menyentil jidatku.
“dasar cengeng begitu saja nangis!” bentak mark.
Apa yang dilakukan mark barusan, lagi2 mengingatkanku dengan momen ketika aku bersama mark dulu. Dan aku baru sadar jika kejadian ini sama persis dengan kejadian 14 tahun yang lalu saat aku pertama kali bertemu dengan mark.
Flashback on.
Aku sedang bermain dengan boneka2 ku disebuah taman, aku bermain dibawah sebuah pohon rindang yang menjadi tempat favorit ku untuk bermain.
Tiba2 seorang anak lelaki mengambil salah satu bonekaku. Lantas aku langsung mengejarnya.
“kembalikan bonekaku namja nakal…”
Aku terus berlari mengejar mark. Aku terus berlari sekencang mungkin untuk mendapatkan bonekaku itu, namun semakin kencang aku berlari semakin kencang pula mark berlari menghindariku.
BRUK!
“hwa…… appo…… hiks…… hiks……” aku menangis keras karena aku terjatuh dan lututku berdarah karena terkena ranting.
Mark berlari menghampiriku, dan kemudian ia berjongkok dan meniup lututku.
TIK! Ia menyentil jidatku.
“dasar cengeng, luka kecil seperti itu saja menangis”
Aku pun diam. Mark pun mengembalikan bonekaku.
“igeo! Ck, duduk! Aku akan mengobati lukamu, aku ini namja yang bertanggung jawab”
Dia kembali meniup lututku dan menempelkan sebuah plester yang ia keluarkan dari sakunya.
“selesai, siapa namamu?” katanya sambil mengulurkan tangannya kearahku.
“kaila kim” kataku dan membalas uluran tangannya
“namaku mark lee, salam kenal. Dan jangan panggil aku namja nakal lagi arra?”
“ne…”
“mianhae, karena sudah membuatmu terluka”
“hm… aku juga minta maaf karena sudah memanggilmu namja nakal tadi”
“kau mau melanjutkan bermainmu…?”
“ne,”
“boleh aku ikut?”
“tentu saja… ayo!”
Sejak saat itu aku dan mark menjadi sahabat.
Flashback off.
“ini hp mu…” kata mark tiba2.
“mark……”
“ne”
“kau kah itu?”
“tentu saja ini aku mark lee!”
“bukan, kau kah mark sahabatku?” tanyaku dengan yakin.
Dia terkejut dan menatapku bingung.
“kau bicara apa? Kenapa kau suka sekali menyamakanku dengan sahabatmu itu? Huh! Jelas saja aku dan dia itu sangat beda. Sudahlah, aku lelah. Sebaiknya kita duduk dibawah pohon itu, pasti sejuk! Kajja!”
Apa benar, dia bukan sahabatku? Tapi hatiku berkata bahwa dia adalah mark yang selama ini aku cari.
Dia menarikku kebawah pohon rindang itu, aku baru sadar pohon ini… adalah pohon yang sering sekali aku datangi bersama mark setiap kali pulang sekolah. Wah… ternyata masih seperti dulu.
“huft! sini coba kulihat luka dilututmu itu!”
“gwenchanayo, aku tidak selemah yang kau pikirkan. Ini hanya luka ringan saja…” kataku cuek.
“hm… terserah!”
Aku pun duduk disampingnya, aku menghirup udara segar disini.
“hm… ternyata tempat ini masih sama seperti dulu…”
“seperti dulu…?”
“iya, dulu aku dan mark sering sekali datang ketempat ini, setiap pulang sekolah pasti kami berbaring dibawah pohon ini”
“oh……”
“dan kau tahu?”
“tahu apa?”
“ciuman pertamaku juga dicuri oleh seseorang ditempat ini, persis dibawah pohon ini?”
“sungguh? Siapa orang itu”
“tentu saja mark. Saat itu aku dan mark baru pulang sekolah, seperti biasa kami istirahat di bawah pohon ini. Mark bilang jika ia ingin tidur sebentar, dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya tepat ditempat yang sedang didudukimu” kataku sambil menunjuk mark.
“lalu?”
“aku menatap wajahnya yang sedang tertidur begitu polos, dan entah kenapa aku tiba2 mencium pipinya. Namun, saat aku sedang menciumnya dia terbangun dan tatapan kami pun saling bertemu dan tiba2 mark mencium bibirku singkat, setelah itu dia langsung bangkit dan berjalan menjauhiku sambil berkata ‘suatu saat nanti aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan tadi, karena kali ini belum waktunya’ jujur saat itu aku tidak tahu apa maksud dari perkataannya, namun sekarang aku sudah paham…”
“lalu dimana dia sekarang?”
“entah”
“hm… kaila,”
“ne”
“hm… apa kita bisa pulang sekarang?”
“kau sudah lelah?”
“hm…”
“ya sudah. Kajja!”
Aku dan mark akhirnya meninggalkan tempat itu, sebenarnya aku masih ingin berlama2 disana.
TES TES TES. Saat diperjalanan pulang, hujan pun turun. Entah kenapa tiba2 hujan, padahal sebelumnya terang. Tetesan air hujan membasahi kami.
Mark dan aku berteduh disebuah rumah kecil, tapi sepertinya rumah ini tak berpenghuni.
“mark, kenapa kita berteduh? Aku suka sekali hujan… ayo kita hujan2an”
“aniyo…”
“ayo kita lanjutkan saja, lagi pula kita sudah hampir sampai!”
“aniyo! sana pergi sendiri!”
Karena mark menolak akhirnya aku menariknya untuk hujan2an, dan akhirnya aku dan mark hujan2an. Dan kami pun basah kuyup.
Aku tetap berlari, aku tidak mendengar perkataan mark yang terus2an minta berteduh.
Dan hingga akhirnya kami sampai di apartemen. Mark langsung berlari masuk ke apartemennya, haha… sepertinya dia kedinginan.
Kaila pov end.
*****
Hari ini seperti biasa, kaila bangun pagi dan sarapan setelah itu berangkat sekolah. Namun ada sesuatu yang aneh hari ini menurut kaila. Sampai jam 6:15 mark belum menefolnnya. Dan kaila pun memutuskan untuk datang keapartemen mark untuk mengajaknya berangkat bersama.
TING TONG
“mark…”
“…”
“ini aku, kaila…”
“…”
“mark…… kau sudah bangun?”
“…”
“hm… sepertinya dia sudah berangkat. Baiklah!”
Karena tidak ada respon dari mark, akhirnya kaila memutuskan untuk berangkat sekolah.
Disekolah.
Kaila pov.
Aku berjalan menuju kelas. Sesampainya dikelas aku tidak melihat mark sama sekali, bahkan tasnya tidak ada dikelas. Kemana dia? Apa dia sedang kebelakang?.
“yeri-ya! Apa mark tadi sudah masuk kekelas?”
Aku bertanya ke yeri karena dia selalu berangkat pagi2 sekali.
“belum. bukannya biasanya mark berangkat bersamamu? Dari tadi pagi dia belum terlihat kok!”
“oh, ne. gomawo?”
Kemana dia? Apa jangan2… dia… sakit?? dia sakt karena kehujanan kemarin. Andwae! Kalau dia sakit berarti ini salah ku.
Karena aku begitu khawatir aku memutuskan untuk keluar dari kelas. Dan kuputuskan untuk absen hari ini.
*****
Di apartemen.
TING TONG
“MARK BUKA PINTUNYA MARK!”
“MARK…… NEO GWENCHANA?”
“MARK…”
Aku mencoba untuk membuka knop pintu.
CEKLEK
MWO! Tidak dikunci. Seketika aku langsung masuk kedalam dan langsung masuk kekamarnya.
“OMONA!”
Aku terkejut ketika melihat mark yang terbaring didepan kamar mandinya.
Aku langsung memeluknya. Dia menggigil wajahnya begitu pucat. Aku benar2 takut sekarang. Aku segera menuntunnya menuju tempat tidur.
“bertahanlah mark! Aku akan panggilkan dokter!”
Aku pun langsung menelfon dokter.
*****
Dokter bilang, mark demam karena alergi. Dia punya alergi dingin, dokter bilang mark tidak boleh terkena udara yang terlalu dingin.
Arraseo! Ini semua salah ku, aku yang memaksanya untuk hujan2an kemarin. Jeongmal Mianhae Mark!.
“mark… aku minta maaf… gara2 aku, kamu jadi sakit! hiks… mianhae…”
Aku menangis menyesali perbuatanku kemarin.
Karena mark belum sadar, aku memutuskan untuk membuatkannya bubur dan teh hangat.
20 menit kemudian…
Aku kembali ke kamar mark, sambil membawa semangkuk bubur dan segelas teh hangat. Aku tersenyum ketika melihat mark sudah sadar dan sedang terduduk ditempat tidurnya.
“hm… kau sudah sadar mark? Bagaimana keadaanmu, apa lebih baik?”
“…”
“oyya aku buatkan bubur dan teh hangat untukmu? Sekarang makanlah setelah itu minum obatnya”
Dia menatapku dengan tatapan sinis.
“kau bolos sekolah?”
“ah… hm… ne”
“kenapa?”
“karena aku mengkhawatirkanmu. Tadi pagi kau tidak menelfonku, dan aku memutuskan untuk menghampiri apartemen mu tapi tidak ada jawaban sama sekali, aku berfikir kalau kamu sudah berangkat kesekolah. Tapi, saat aku masuk kekelas kau tidak ada dikelas. Dan, aku ingat jika kemarin kau kehujanan dan aku langsung khawatir jika kamu sakit, untuk itu aku memutuskan untuk tidak masuk hari ini…”
“hm… gomawo…”
“aniyo, kau tidak perlu berterima kasih mark. Karena aku yang sudah membuatmu menjadi sakit… aku benar2 minta maaf…”
Aku menunduk, aku tidak mau mark melihat aku menangis.
“jeongmal mianhae… aku… tidak tahu… jika kamu punya alergi terhadap dingin. Aku benar2 menyesal!”
Tiba2 tangan mark menangkup wajahku untuk tidak menunduk. Aku melihat wajah pucatnya yang tersenyum hangat padaku.
“tidak apa2, aku suka melihatmu tertawa lepas kemarin. Kulihat, kau begitu bahagia saat hujan2an kemarin. Jadi, jangan merasa bersalah lagi ya…”
“ne, gomawo…”
Mark menarikku kedalam pelukannya, rasanya hangat dan nyaman.
*****
Pukul 21:00
Aku memutuskan untuk pulang dari apartemen mark. Mark bilang dia sudah sehat kembali, dan ia pun menyuruhku untuk pulang.
Pukul 22:00
DRRTT DRRTT
“mark?”
“ne… yeoboseyo… ada apa mark?”
“cepat kemari! Aku menunggumu, di taman kemarin. Aku tunggu 15 menit dari sekarang! Kalau kau terlambat, maka kau akan menyesal”
“mwo?”
TUUUTTT
Seketika aku langsung mengambil jaket ku dan keluar dari apartemen.
10 menit kemudian.
Aku berlari mencari keberadaan mark. Dan tidak lama, aku pun menemukan sosoknya yang sedang duduk dibawah pohon yang kemarin dengan disinari oleh lampu senter dan kulihat dia sedang membuka lembaran2 buku yang sedang ia pegang. Aku pun menghampirinya.
“yak! NEO MICHEOSEO! Kau baru saja sembuh dari sakitmu, dan sekarang kau berada diluar padahal ini sudah malam dan udaranya begitu dingin”
Dia berdiri tepat dihadapanku, lalu dia tersenyum kearahku. Apa maksudnya?
“akhirnya kau tidak datang terlambat…”
“kau menyuruhku kesini untuk apa?”
“igeo!”
Dia memberiku sebuah buku. Bukan, ini bukan buku melainkan sebuah album.
“ige mwoya?”
“coba kau buka!”
Aku pun mulai membuka buku itu.
SREK SREK SREK
Aku terkejut ketika aku membuka album itu, yang ternyata isinya adalah foto2ku dan mark saat kecil.
TESS TESS
Air mataku menetes seketika. Saat aku membuka lembaran terakhir yang berisi tulisan.
‘aku akan selalu menjaga mu Kaila Kim… ^Mark Lee’
Aku kembali menatap mark. Ini tidak mungkin kan, kalau selama ini mark yang aku kenal adalah mark lee sahabatku… katakanlah bahwa ini mimpi.
“Aku akan selalu menjagamu Kaila Kim…”
“ini tidak mungkin, mark, kau sedang membohongiku kan? Kau bukan mark lee sahabatku kan?” tanyaku tidak yakin.
“maaf karena sudah meninggalkanmu… maaf juga karena aku sudah membohongimu kaila… kau masih ingat ini?”
Dia mengeluarkan sebuah kalung kecil, ya, kalung itu hanya aku dan mark yang memiliki. Jadi dia benar2 mark lee.
“m… mark… lee…”
“ne, ini aku mark lee… sahabatmu… aku sudah berjanji jika kita akan bertemu lagi. kau masih ingat itu?”
Tentu saja aku mengingatnya.
Flashback on
8 tahun yg lalu…
Mark menyuruhku untuk datang ke taman yang biasa kita datangi. Aku pun menurutinya, aku melihat mark yang sedang berdiri dibawah pohon, namun ada yang aneh, penampilannya sangat rapih.
“mark, kenapa kau menyuruhku untuk datang kemari?
“kaila, 2 jam lagi aku akan berangkat ke bandara?”
“mark kau mau pergi kemana?”
“aku akan pergi ke eomma appa…”
“kapan kau akan pulang?”
“aku tidak tahu”
“apa kita bisa bertemu lagi?”
“tentu saja… kaila kim kau tidak usah bersedih, aku janji suatu saat nanti aku akan bertemu denganmu lagi dan menjagamu lagi. kita pasti bisa bermain bersama lagi… aku janji! Dan ini, untukmu”
Mark memberiku sebuah kalung. Namun aku melempar kalung itu. Bukan kalung itu yang aku inginkan.
“aku tidak mau kalung ini, aku hanya ingin kau ada disetiap hariku. Aku mohon jangan pergi mark… kalau kau pergi aku akan sangat kesepian”
“mianhae, tapi aku harus pergi. Dan aku mohon terimalah kalung ini, lihat aku pun memilikinya, kalung ini hanya kita berdua yang memiliki”
Mark kembali memungut kalung itu dan menyuruhku untuk menggenggam kalung itu.
“mark…”
“aku harus pergi sekarang… annyeong…”
Mark pun pergi meninggalkanku sendiri yang sedang menangis. Tangisanku semakin keras ketika mark semakin menjauh dari ku. Namun aku berusaha merelakannya.
“MARK AKU AKAN MENUNGGUMU……KAU HARUS BERJANJI BAHWA KITA AKAN BERTEMU LAGI…” teriakku
Dia berbalik dan melambaikan tangannya kearahku sambil tersenyum.
“AKU BERJANJI, JAGA DIRIMU BAIK2”
Dan mark pun sudah tak bisa kulihat lagi.
Flashback off
Aku langsung memeluknya, meluapkan rasa rinduku kepadanya selama 8 tahun ini dengan menangis sekencang2nya. Mark pun membalas pelukanku.
“aku pikir kita tidak akan bertemu lagi mark?”
“kan aku sudah janji, bahwa kita akan bertemu lagi…”
“tapi kenapa kau membohongiku?”
“karena aku ingin memastikan jika kau benar kaila kim sahabatku”
“mark, aku sangat merindukanmu…”
Mark melepas pelukannya, dan aku pun juga. Dia menggenggam kedua tanganku.
“kaila, kemarin kau bilang jika kau sudah tahu alasan kenapa aku menciumu dulu? Memang apa alasannya?”
“mwo?”
Tidak mungkin jika aku menjawab jika alasan mark menciumku dulu adalah karena suatu saat nanti dia akan menjadikanku yeojachingunya.
“hm… apa ya? Kan kamu yang menciumku, berarti kamu yang tahu alasannya”
“hm… baiklah. Saat aku mengatakan ini, kau jangan terkejut ya?”
“ne…”
“hm… kaila kim bolehkah aku menjagamu untuk selama2nya?”
“mark, dulu kau sering sekali bilang seperti itu”
“tunggu! Aku belum selesai… hm… bolehkah aku menjadi pendamping hidupmu? aku mengatakan ini karena aku mencintaimu sejak dulu… dulu aku menciummu karena aku tidak ingin orang lain yang mencuri ciuman pertama mu, karena aku ingin kau jadi milikku. Jadi, maukah kau menjadi yeojachinguku?”
Seketika aku terdiam, seluruh tubuhku rasanya kaku. Aku menatap manic mata mark dalam2 untuk meyakinkan bahwa tidak ada kebohongan didalam diri mark.
“ne, aku mau…” kataku malu2. Dan mark langsung memelukku.
“saranghae…”
“nado saranghae…”
Pohon ini menjadi saksi bisu tentang cerita ku dan mark. Di bawah pohon ini aku pertama kali bertemu dengan mark, dibawah pohon ini ciuman pertamaku dicuri oleh mark, dibawah pohon ini aku ditinggalkan oleh mark, dibawah pohon ini aku bertemu kembali dengan mark dan dibawah pohon ini pula mark menyatakan cintanya kepada diriku. Semua tentangku dan mark ada disini, terima kasih karena sudah mempertemukan aku dengan mark, terima kasih karena sudah menjadikan mark sebagai kekasihku. Terima kasih…!
ENDTitle: Under The Tree
Cast: Mark Lee / Lee Minhyung (NCT), Kaila  Kim / Kim Hyehi (OC)
Genre: Friendship, Romance
Length: 1shoot
Rating: -13

*****
Seorang yeoja sedang duduk dibawah sebuah pohon rindang, ia sedang membaca buku novelnya sambil bersandar di pohon itu. Dia seharusnya sudah berada disekolahnya, namun ia begitu santai seakan2 masih punya banyak waktu untuk sampai kesekolah.
TUK! Sebuah ranting pohon jatuh tepat dikepalanya.
“aw… ck. Jam berapa sekarang?”
Dia melirik jam tangannya dan jam nya menunjukkan pukul 07:45.
“OMO! 15 menit lagi masuk… aiisssshh… aku pasti akan terlambat!”
Yeoja itu pun segera pergi ke halte bus, dan tidak lama bus pun datang yeoja itu langsung masuk kedalam bus itu.
Sesampainya disekolah.
HUFT! HUFT! HUFT!
Seorang yeoja lari terengah2 menuju kelasnya. Dia tahu jika ia pasti tidak akan disuruh masuk kekelas melainkan menerima hukuman dari guru, karena sebenarnya ia telah telat 5 menit yang lalu. Yeoja itu bernama Kim Hyehi atau sering dipanggil Kaila Kim, Ia adalah murid pindahan dari Amerika sebulan yang lalu dan sudah 2 kali ia berangkat telat.
Dengan ragu Kaila mengetuk pintu kelas.
TOK! TOK!
CEKLEK!
Pintu pun terbuka, dan menampakkan sosok guru yang ia kenal, Kim Saem.
“ini jam berapa Kaila…?”
“hm… jam… 8:15 saem…”
“kalau begitu, kau tahu kan kalau kau itu terlambat?”
“i…iya saem… jeosonghamnida……” kata Kaila sambil membungkukkan badannya.
“kalau sudah tahu terlambat kenapa masih berani… MASUK KE KELAS SAYA! CEPAT MENUJU RUANG UKS DAN BERSIHKAN, RAPIHKAN SERAPIH MUNGKIN! ARRASEO!” kata Kim Saem penuh penekanan.
“ha…hajiman…”
“CEPAT!”
“ne arraseumnida saem…” kata Kaila dengan pasrah.
Kaila pun segera berjalan menuju ruang UKS.
Di Ruang UKS.
Kaila pov.
BRUK! Aku membaringkan tubuhku di ranjang UKS, aku begitu lelah…
“hah! Apa Kim saem itu tidak tahu apa? Aku lari2 dari halte bus sampai gerbang sekolah, dan dari gerbang  sekolah sampai kelas… dia pikir itu jarak yang dekat. Aisshhh… dia benar2 tidak menghargai kerja keras ku! CK!”
Aku mengomel tidak jelas diruang UKS. Dan benar saja ruangan ini benar2 berantakan dan kotor sekali.
Aku pun segera membersihkan ruangan dan merapihkannya serapih mungkin.
25 Menit kemudian…
Aku selesai merapihkan ruangan ini. Aku melirik jam, jam menunjukkan pukul 9:50, itu artinya sekitar 10 menit lagi bel istirahat berbunyi. Aku pun berbaring kembali sambil menunggu bel istirahat berbunyi setelah itu baru pulang kekelas dan mengikuti pelajaran berikutnya.
Kaila pov end.
*****
Telihat seorang namja sedang duduk dibangkunya, dia hanya duduk sambil membaca bukunya dan tidak pergi menuju kantin seperti teman2nya. Namja itu bernama Mark Lee namja pindahan dari Vanchouver Canada yang hari ini baru saja mesuk kesekolah barunya. Tampangnya yang begitu rupawan membuat para yeoja dikelas itu menjadi tertarik dan mendekati Mark. Namun sebaliknya Mark hanya merespon dengan aura dinginnya.
“hai Mark aku Yeri, mau pergi kekantin bersamaku?”
“No, Thanks.”
“eoh! Baiklah, aku pergi dulu. See you…!”
Ya, seperti itulah salah satunya.
Mark pun ternyata tidak nyaman dengan sekolah ini, menurutnya banyak gadis yang genit terhadapnya.
Setelah dirasa cukup lama Mark membaca bukunya, mark pun akhirnya merasa jenuh dan memilih untuk keluar kelas.
“seperti apa diluar sana…? Sebaiknya aku keluar dan melihat2 lingkungan sekolah ini!”
Mark pun mulai melangkah keluar dari ruangan kelas itu.
DUG!
Sebuah bola yang entah datangnya dari mana mengenai kepalanya dengan begitu keras.
TES…
Darah segar menetes dari hidungnya, tiba2 pandangannya menjadi samar2.
BRUK!
Mark terjatuh, karena kepalanya sangat sakit. Mark melihat 3 orang namja dengan seragam basketnya menghampirinya.
“kau tidak apa2?”
“aigoo! Hidungnya berdarah”
“cepat bawa dia ke UKS”
Samar2 Mark mendengar suara mereka. Namun lama2 pandangannya mulai gelap dan ia pun tak sadarkan diri.
*****
Kaila pov.
Aku bangkit dari rebahanku dan sedikit meregangkan otot2 ku yang begitu kaku.
“hah! Saatnya kembali kekelas…”
Aku pun keluar dari UKS, saat aku hendak menutup pintu itu tiba2 terlihat 4 orang namja yang sedang berlari kearah UKS. 1 orang namja pingsan dengan dipopoh oleh 2 orang namja dan 1 nya lagi berlari menghampiriku.
“kau petugas UKS hari ini?”
“nde?”
“cepat buka pintunya, ada orang pingsan terkena bola tadi”
“baik sunbae!”
Aku pun segera membuka kembali ruang UKS. Dan mereka segera masuk dan membaringkan tubuh namja yang pingsan tadi diranjang UKS.
“apa kau bisa merawatnya?”
“hm…”
“tolonglah, kami sedang latihan basket untuk turnamen besok. Kami harus segera kembali latihan”
“hm… baiklah sunbae”
“ya sudah terima kasih. Kalau dia sudah sadar, tolong sampaikan padanya jika kami benar2 minta maaf”
“baik sunbae”
3 orang sunbae tadi akhirnya meninggalkan ruangan UKS. Dan tinggalah aku dan namja itu.
Aku pun segera membersihkan darah dihidungnya dan mengompres benjolan dikepala sebelah kanannya yang kuyakini jika bagian itu yang terkena bola. Tapi, aku juga melihat luka benturan dipelipis sebelah kirinya yang sedikit mengeluarkan darah. Aisshh… kasian sekali namja ini sudah jatuh tertimpa batu pula.
Saat aku sedang mengompres kepalanya, tiba2 dia sadar. Dan memaksa untuk bangkit dari rebahannya.
“eits… tetap diposisimu, pendarahan dihidungmu belum berhenti” 
Kataku sambil terus mengompres kepalanya.
“apa pedulimu! BIKYEO!”
“ANDWAE!” cegahku sambil terus mencegahnya untuk bangkit.
“YAK! Aisshh……” akhirnya ia pasrah dan kembali berbaring.
“sudah baring saja disitu, oyya tadi sunbae yang membuatmu terluka bilang, kalau mereka minta maaf”
“hm… ne…”
3 menit kemudian.
“ck! Bahkan orang tuaku tidak pernah seperhatian ini padaku” ia mulai berbicara memecah keheningan diantara kami.
“wah…… hidupmu pasti sangat kekurangan kasih sayang dari orang tua ya?” aku pun mulai menyahutinya.
“bukan kekurangan, tapi aku sama sekali tidak pernah mendapat kasih sayang dari mereka. Saat usiaku 1-8 tahun aku diurus oleh seorang bibi dan ditinggal di Korea sedangkan orang tuaku berada di Amerika mengurusi pekerjaannya. Di usia 9-16 tahun aku tinggal bersama saudaraku di Amerika, orang tuaku berada di Amerika tapi dia jarang sekali datang menemuiku. Dan diusiaku ke 17 tahun sekarang, orang tuaku membelikanku sebuah apartemen di korea dan mereka memaksaku untuk tinggal di apartemen itu sendirian. Bagiku itu lebih baik dari pada aku harus tinggal bersama saudaraku dan merepotkan mereka. Hah…”
Aku tercengang mendengar ceritanya, yang hampir persis seperti nasib hidupku. Aku menepuk pundaknya, dan tersenyum kearahnya.
“hm… sepertinya nasib kita sama deh… aku juga seperti itu… orang tuaku juga begitu gila dengan yang namanya pekerjaan. Aku juga dari korea ke amerika dan dari amerika aku pulang lagi ke korea 1 bulan yang lalu… dia juga memberiku apartemen yang begitu mewah. Dan aku juga tinggal sendiri di apartemen itu. Hm… ternyata, bukan Cuma aku yang memiliki nasib seperti itu ya…”
Setelah cerita panjang lebar dari namja itu, aku baru sadar jika sepertinya aku baru melihatnya, apa dia murid baru.
“oyya, kau murid baru disini? Sepertinya aku baru melihatmu…” tanyaku.
“ya… aku baru saja masuk hari ini dan sialnya… hari pertamaku begitu tragis…”
“hihihi… hm… kalau begitu perkenalkan namaku Kim Hyehi atau kau bisa panggil aku Kaila. Aku juga murid baru pindahan dari Amerika kok, aku sudah 1 bulan sekolah disini.” kataku sambil menyodorkan tangan kananku.
“hm… aku Lee Minhyung. Salam kenal!” jawabnya dan membalas uluran tanganku.
“ne salam kenal!”
Oh ternyata namanya Lee Minhyung…
“hm… kau juga bisa memanggilku dengan nama Mark”
DEG!
MARK. Itu seperti nama sahabatku waktu kecil.
“m…mark…”
“ne, wae? Kenapa kau begitu terkejut. Namaku keren ya? Itu nama panggilanku dari kecil… nama panjangnya itu Mark Lee”
“MARK LEE!!!” teriakku terkejut.
“waeyo?”
“aniyo… hm… itu seperti nama sahabat dekatku sewaktu kecil. Persis sekali!”
“oh…”
“iya, sekarang palingkan wajahmu kekanan!”
“wae?”
“pelipis sebelah kirimu berdarah, apa tadi saat kau jatuh kepalamu membentur sesuatu?” tanyaku mencoba mengganti topic pembicaraan.
“sepertinya tadi membentur…… hm… ah iya, pintu”
Aku pun menempelkan plester dilukanya itu. Dan selesai…
“sudah selesai kau boleh bangkit sekarang!”
“hm… baiklah…”
Dia bangkit dari ranjang dan mulai berjalan keluar ruangan, namun belum sempat 5 langkah ia hampir jatuh untung saja aku segera sigap dan meraih tangannya.
“sepertinya kau masih pusing. Beringlah disini dulu sampai benar2 sembuh”
“aniyo. aku ingin kekelas”
“hm… baiklah, aku akan menuntunmu sampai kelas”
“ne, gomawo. Kaila kau adalah teman pertamaku disekolah ini”
“hm… ne… terima kasih juga karena sudah menjadikanku temanmu Mark”
Aku pun mulai menuntun Mark hingga ia sampai dikelasnya ruang 11-2. Mwo! Ini juga ruang kelasku.
“ini ruang kelasmu mark?”
“iya, kau dimana?”
“aku juga disini…”
“hm… kenapa tadi jam pelajaran pertama aku tidak melihatmu?”
“eoh? Aku… hihihi… aku tadi terlambat, kim saem tidak mengizinkanku masuk kelas, dia menghukumku untuk membersihkan UKS”
“kau sering terlambat masuk sekolah?”
“ani… baru 2 kali. Ya sudah ayo masuk!”
“sudah, aku bisa jalan sendiri ke bangku ku…”
Dia berjalan menuju bangkunya yang ternyata dia duduk 1 meja denganku.
Aku pun menyusulnya.
“hai mark!”
“wae?”
“aku mau duduk… ini tempat dudukku…” kataku sambil mengetuk2 meja dan duduk disampingnya.
“hm… aku bersyukur sekali bisa 1 bangku denganmu”
“eoh geurae?”
“ne, karena hanya kamu yang aku kenal disekolah ini…”
“sstt… junki saem datang”
Junki saem pun memulai pelajaran matematikanya.
“sstt.. sstt.. mark apa kau menyukai matematika?” bisikku pada mark.
“aku sangat membenci pelajaran ini…”
“aku juga”
“dari dulu aku tidak suka perhitungan…”
“aku juga, aku lebih menyukai pelajaran sejarah dan bahasa juga..”
TAK! TAK! TAK!
“KAILA KIM!”
OMO! Apa junki saem memerhatikanku dari tadi? Ah… eottokhae…
“ne saem…”
“bukankah tadi kau habis menerima hukuman karena terlambat? Apa kau ingin menerima hukuman lagi karena mengobrol dikelasku?”
“animnida saem… jeosonghamnida…”
“kalau begitu diam!”
“arrseumnida saem…”
“sepertinya kau suka sekali membuat masalah dikelas ya?” ledek mark.
“sssttt…”
Kaila pov end.
*****
Jam pulang sekolah akhirnya berbunyi, semua siswa mulai memberesi buku2 mereka dan bergegas untuk pulang. Begitu juga dengan Mark dan Kaila mereka pun sama dengan siswa yang lain.
“kau pulang naik apa?” Tanya Mark.
“naik bus”
“hm… kita pulang bersama ya?”
“kau juga naik bus? Aku kira kau akan dijemput dengan mobil mewah”
“aku kan sudah bilang kalau aku hanya tinggal sendiri di negeri ini”
“iya iya”
“ya sudah, kajja kita pulang!”
“ne…”
Mereka pun keluar dari sekolah dan segera menghadang bus di halte bus.
Dan tak lama bus pun datang.
*****
Selama perjalanan pulang kaila dan mark mengobrol tentang bedanya kebiasaan orang2 di korea dan di amerika yang menurut mark itu kebiasaan orang korea itu sangat lucu, tapi menurut kaila itu biasa saja.
30 menit kemudian.
“kaila sepertinya aku harus turun…”
“eoh? Benarkah, aku juga…”
Mereka pun turun dari bus, betapa terkejutnya mereka ketika mereka ternyata sama2 tinggal di gedung apartemen itu.
“kau tinggal disini mark?”
“iya, kau juga?”
“iya… wah jadi senang nih”
“senang kenapa?”
“karena ada teman yang bisa diajak main bersama, belajar bersama dan berangkat sekolah bersama… iya kan?”
“ck, terserah! Aku mau masuk, capek!”
“hm… ne aku juga”
Mereka pun akhirnya masuk ke gedung itu.
Kaila berjalan dibelakang mark, setelah mark sampai di apartemen nya ia kembali menatap kaila yang berjalan mengikuti mark.
“kenapa kau mengikutiku?”
“aku tidak mengikutimu kok, apartemen ku ada disini!” kata kaila sambil mengetuk2 pintu apartemennya yang ternyata ada didepan persis apartemen mark.
“wah… kita juga ternyata tetangga dekat mark…” girang kaila.
“ya sudah sana masuk…”
“ne..” kaila pun segera masuk ke apartemennya.
Begitu juga dengan mark. Kelihatannya kaila begitu senang jika dekat dengan mark.
*****
Kaila pov.
Pukul 22:00
Yuuuuhuuu… ternyata mark itu tinggal didepan apartemen ku. Hm… itu artinya dia bisalah… jika nanti jadi teman curhatku.
Aku meraih foto masa lalu ku bersama mark lee sahabatku.
“mark lee, kau tahu hari ini aku bertemu dengan seseorang yang namanya itu persis sekali dengan dirimu… tapi dia tetap tidak akan bisa menggantikan posisi mu dalam hidupku mark. Maka dari itu cepatlah hadir dalam hidupku kembali ya… jeongmal bogo shippeo seo…”
Entah kenapa aku memiliki ide yang menurutku sangat cermelang.
Aku pun meraih ponsel ku, dan keluar menuju apartemen mark.
TING! TONG!
“nugu?”
“aku kaila…”
Tak lama kemudian mark keluar dengan tampangnya yang sangat berantakan, ku rasa aku sudah mengganggu tidur malamnya.
“malam mark…”
“yak! Wae…? Ini sudah malam kaila… kenapa kau masih terjaga di jam malam seperti ini?”
“justru aku yang heran kenapa jam segini kau sudah terlelap mark? mian, aku hanya ingin meminta no ponsel mu saja kok”
“hah… hanya itu? Aisshh…”
Walaupun ia terlihat kesal karena perbuatanku, tapi tetap saja dia memberi no ponselnya padaku padahal aku kira dia tidak akan memberikan no nya pada ku. Hhh… dasar aneh!
“sudah?”
“sudah, thanks mark…”
Aku pun segera menelfon no itu, dan tidak lama, ponselnya di dalam sana pun berdering.
“itu no ponselku… hm… tujuanku sebenarnya, hm… besok pagi dan seterusnya… bisakah kau membangunkanku saat akan berangkat kesekolah? Kau tahu kan, aku sering sekali terlambat… kau bisa membangunkanku dengan cara menelfonku atau menggedor2 pintu apartemenku mark. Kau bisa kan? Kau bilang kau temanku, seorang teman itu harus membantu temannya yang lain untuk bisa menjadi lebih baik…”
“ne… jadi intinya aku harus membangunkanmu dipagi hari!”
“benar sekali!”
“sudah?”
“hm… aku rasa sudah, kalau begitu terima kasih dan malam mark”
BRUK!
Dia menutup pintu apartemennya, aku rasa dia marah… tapi dia pasti akan melakukannya besok. Aku tahu ini sungguh tidak masuk akal, aku yang tiba2 bersikap sudah mengenal mark lama padahal aku baru mengenalnya tadi pagi, dan dengan mudahnya aku menyuruhnya dengan hal konyol tadi. Hihihi…
“THANKS MARK……!”
Aku pun kembali ke apartemenku dan beranjak tidur.
Kaila pov end.
*****
Keesokan harinya.
Jam 06.00
DRRRTTT DRRRTTT
Handphone kaila bergetar, kaila yang masih terlelap dengan kesal mengangkat handphonenya tanpa melihat siapa yang menelfon.
“yak! Nuguseyo? Kenapa pagi buta begini menelfon?” Tanya kaila dengan suara parau khas bangun tidurnya.
“APA KAU BILANG? PAGI BUTA? INI SUDAH JAM ENAM. WAKE UP KAILA!!!!”
“mwo? Mark? I-ini kau?”
“hhh…… aku menunggumu di depan gedung, aku tunggu 20 menit dari sekarang. Jika kau terlambat, maka jangan salahkan aku jika aku sudah berangkat terlebih dahulu. UNDERSTAND?”
“HAI!”
TUUUTT…
Kaila pun segera bangkit dan melakukan ritual mandi kilat nya.
Setelah sekitar 15 menit ia bersiap, ia langsung keluar apartemen nya dan berlari keluar gedung. Dilihatnya mark yang sudah menunggu di depan. Kaila tersenyum ketika melihat mark yang sudah rapih dengan seragamnya.
“MARK……”
Kaila berlari menuju mark.
“gomawo… kau sudah membangunkanku lebih pagi hari ini…”
“ne” jawabnya singkat.
Kaila dan mark pun berjalan menuju ke halte bus. Mark memerhatikan kaila yang sedang memegangi perutnya.
“kamu sudah sarapan?” Tanya mark.
“hm… belum…”
“apa kita perlu pergi mencari makan terlebih dahulu…?”
“aniyo, bagaimana kalau nanti kita telat?”
“hm… tidak apa2, lagi pula kelas kan dimulai jam 8. Kita masih punya waktu 1 jam setengah lagi, dan aku juga belum sarapan”
“ya sudah, lebih baik kita sarapan di tempat makan yang dekat sekolah saja…”
“baiklah…”
Mereka pun menaiki bus yang baru datang.
*****
Kaila dan mark sekarang sedang berada di tempat makan. Kemudian seorang pelayan menghampiri mereka.
Kaila pov.
Seorang pelayan tempat makan ini menghampiri kami.
“mau pesan apa?” Tanya si pelayan
“aku sandwich” kata ku.
“aku juga sandwich tapi tanpa tomat dan keju…”
DEG!
MWO! SANDWICH TANPA TOMAT DAN KEJU?????? IGE MWOYA… dia seperti Mark. Sungguh, Mark sahabatku selalu ingin dibuatkan sandwich tapi tanpa tomat dan keju, persis seperti Mark dihadapanku sekarang… WAE?
Flashback on.
Tok! Tok!
Seorang anak kecil yang sunggu kukenal yaitu bernama mark, datang kerumah ku. Seperti biasa mark selalu datang kerumah ku setiap pagi bahkan setiap hari untuk berangkat sekolah bersama atau sekedar bermain seharian bersamaku.
“kaila…”
“mark… kenapa kau datang pagi sekali…?”
“hm… tidak apa2. Kau sedang makan apa?”
“sandwich… kau mau?”
“boleh…”
Aku pun menyuapkan sandwich itu kemulut mark.
Mark terkejut ketika ia memakan sandwich itu, entah kenapa.
“huek! Apa ini ada tomat dan kejunya?”
“tentu. Kau tidak suka…?”
“tidak! Tomat dan keju itu rasanya aneh. Aku benci keduanya”
Oh ternyata mark tidak suka keju dan tomat.
Flashback off.
Bagai sebuah video yang tiba2 melintas dihadapanku, tiba2 saja momen disaat mark sahabatku mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan mark didepanku sekarang ini.
“KAILA…!”
“……”
“kaila……”
“nde…?” mark membuyarkan lamunanku.
“gwenchana?”
Aku menatap mark, aku heran kenapa mark memiliki kesamaan dengan sahabatku.
“mark, kau tidak suka tomat dan keju?”
“iya…”
“kenapa?”
“tomat dan keju itu rasanya aneh! Dan aku tidak suka keduanya”
“oh…”
Bahkan jawabannya pun sama persis. MARK NEO MWOYA?
Dan pelayan pun menghantarkan pesanan kami.
“cepat makan! Kau mau terlambat lagi hah?”
Kata mark yang tiba2 membangunkanku dari lamunanku.
“nde…”
Kaila pov end.
*****
1 bulan kemudian.
Kaila dan mark semakin dekat, tapi tidak jarang mereka bertengkar karena hal sepele. Kehadiran mark di hidup kaila memberikan perubahan pada kehidupan kaila, seperti kaila yang sekarang tidak pernah terlambat sekolah, kaila yang selalu rutin sarapan pagi dan kaila yang sekarang tidak kesepian lagi karena hampir setiap harinya dipenuhi oleh kehadiran mark seperti belajar bersama dan sarapan, makan siang dan malam bersama. Namun tetap saja dihati kaila hanya ada mark lee sahabat nya.
Kaila pov.
Hari ini hari minggu, aku berniat mengajak mark untuk jogging bersama di taman. Dia bilang kalau dia ingin melihat taman di pusat kota. Untuk itu aku akan mengajak nya kesana.
Sekarang aku sedang menunggunya di depan gedung apartemen, tidak lama kemudian mark pun datang.
“kau ingin mengajakku kemana?” tanyanya.
“kau bilang kau ingin melihat taman2 dipusat kota sana. Jadi aku akan mengajakmu kesana sekalian jogging”
“ya sudah, ayo!”
Di taman pusat kota.
Aku mengeluarkan handphone terbaru milikku, aku berniat untuk memamerkan handphone baru ku ini pada mark.
“mark, lihat deh handphone baruku. Kemarin eommaku baru saja membelikan handphone ini… bagus tidak?”
“kau baru memilikinya sekarang? Aku sudah punya ini sejak 6 bulan lalu…” katanya sambil merebut benda itu dari ku dan dan melempar2 itu keatas. Tentu saja aku marah dan panic.
“yak! Mark! Kembalikan! Dan jangan2 lempar2 seperti itu, bagaimana kalau nanti jatuh! Cepat berikan padaku!” teriakku. Tapi bukannya mengembalikannya pada ku dia malah berlari dan membawa hp ku pergi. Lantas aku mengejarnya.
“AMBIL KALAU KAU BISA…!” teriaknya sambil berlari.
“YAK! KAU MEREMEHKANKU HAH??”
Aku pun berlari mengejarnya, namun aku tidak menyadari jika tali sepatuku sebelah kanan belum aku ikat. Aku pun terjatuh karena itu, karena aku memakai celana yang panjangnya diatas lutut, akhirnya lututku tergores dan berdarah.
“hiks… appo…”
Sebuah tangan meraih tanganku dan menariknya untuk berdiri. Dan ternyata pemilik tangan itu mark.
Aku pun berdiri, dan menatap mark dengan tatapan kesal.
“kau jahat mark…!”
TIK!
Tiba2 saja mark menyentil jidatku.
“dasar cengeng begitu saja nangis!” bentak mark.
Apa yang dilakukan mark barusan, lagi2 mengingatkanku dengan momen ketika aku bersama mark dulu. Dan aku baru sadar jika kejadian ini sama persis dengan kejadian 14 tahun yang lalu saat aku pertama kali bertemu dengan mark.
Flashback on.
Aku sedang bermain dengan boneka2 ku disebuah taman, aku bermain dibawah sebuah pohon rindang yang menjadi tempat favorit ku untuk bermain.
Tiba2 seorang anak lelaki mengambil salah satu bonekaku. Lantas aku langsung mengejarnya.
“kembalikan bonekaku namja nakal…”
Aku terus berlari mengejar mark. Aku terus berlari sekencang mungkin untuk mendapatkan bonekaku itu, namun semakin kencang aku berlari semakin kencang pula mark berlari menghindariku.
BRUK!
“hwa…… appo…… hiks…… hiks……” aku menangis keras karena aku terjatuh dan lututku berdarah karena terkena ranting.
Mark berlari menghampiriku, dan kemudian ia berjongkok dan meniup lututku.
TIK! Ia menyentil jidatku.
“dasar cengeng, luka kecil seperti itu saja menangis”
Aku pun diam. Mark pun mengembalikan bonekaku.
“igeo! Ck, duduk! Aku akan mengobati lukamu, aku ini namja yang bertanggung jawab”
Dia kembali meniup lututku dan menempelkan sebuah plester yang ia keluarkan dari sakunya.
“selesai, siapa namamu?” katanya sambil mengulurkan tangannya kearahku.
“kaila kim” kataku dan membalas uluran tangannya
“namaku mark lee, salam kenal. Dan jangan panggil aku namja nakal lagi arra?”
“ne…”
“mianhae, karena sudah membuatmu terluka”
“hm… aku juga minta maaf karena sudah memanggilmu namja nakal tadi”
“kau mau melanjutkan bermainmu…?”
“ne,”
“boleh aku ikut?”
“tentu saja… ayo!”
Sejak saat itu aku dan mark menjadi sahabat.
Flashback off.
“ini hp mu…” kata mark tiba2.
“mark……”
“ne”
“kau kah itu?”
“tentu saja ini aku mark lee!”
“bukan, kau kah mark sahabatku?” tanyaku dengan yakin.
Dia terkejut dan menatapku bingung.
“kau bicara apa? Kenapa kau suka sekali menyamakanku dengan sahabatmu itu? Huh! Jelas saja aku dan dia itu sangat beda. Sudahlah, aku lelah. Sebaiknya kita duduk dibawah pohon itu, pasti sejuk! Kajja!”
Apa benar, dia bukan sahabatku? Tapi hatiku berkata bahwa dia adalah mark yang selama ini aku cari.
Dia menarikku kebawah pohon rindang itu, aku baru sadar pohon ini… adalah pohon yang sering sekali aku datangi bersama mark setiap kali pulang sekolah. Wah… ternyata masih seperti dulu.
“huft! sini coba kulihat luka dilututmu itu!”
“gwenchanayo, aku tidak selemah yang kau pikirkan. Ini hanya luka ringan saja…” kataku cuek.
“hm… terserah!”
Aku pun duduk disampingnya, aku menghirup udara segar disini.
“hm… ternyata tempat ini masih sama seperti dulu…”
“seperti dulu…?”
“iya, dulu aku dan mark sering sekali datang ketempat ini, setiap pulang sekolah pasti kami berbaring dibawah pohon ini”
“oh……”
“dan kau tahu?”
“tahu apa?”
“ciuman pertamaku juga dicuri oleh seseorang ditempat ini, persis dibawah pohon ini?”
“sungguh? Siapa orang itu”
“tentu saja mark. Saat itu aku dan mark baru pulang sekolah, seperti biasa kami istirahat di bawah pohon ini. Mark bilang jika ia ingin tidur sebentar, dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya tepat ditempat yang sedang didudukimu” kataku sambil menunjuk mark.
“lalu?”
“aku menatap wajahnya yang sedang tertidur begitu polos, dan entah kenapa aku tiba2 mencium pipinya. Namun, saat aku sedang menciumnya dia terbangun dan tatapan kami pun saling bertemu dan tiba2 mark mencium bibirku singkat, setelah itu dia langsung bangkit dan berjalan menjauhiku sambil berkata ‘suatu saat nanti aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku lakukan tadi, karena kali ini belum waktunya’ jujur saat itu aku tidak tahu apa maksud dari perkataannya, namun sekarang aku sudah paham…”
“lalu dimana dia sekarang?”
“entah”
“hm… kaila,”
“ne”
“hm… apa kita bisa pulang sekarang?”
“kau sudah lelah?”
“hm…”
“ya sudah. Kajja!”
Aku dan mark akhirnya meninggalkan tempat itu, sebenarnya aku masih ingin berlama2 disana.
TES TES TES. Saat diperjalanan pulang, hujan pun turun. Entah kenapa tiba2 hujan, padahal sebelumnya terang. Tetesan air hujan membasahi kami.
Mark dan aku berteduh disebuah rumah kecil, tapi sepertinya rumah ini tak berpenghuni.
“mark, kenapa kita berteduh? Aku suka sekali hujan… ayo kita hujan2an”
“aniyo…”
“ayo kita lanjutkan saja, lagi pula kita sudah hampir sampai!”
“aniyo! sana pergi sendiri!”
Karena mark menolak akhirnya aku menariknya untuk hujan2an, dan akhirnya aku dan mark hujan2an. Dan kami pun basah kuyup.
Aku tetap berlari, aku tidak mendengar perkataan mark yang terus2an minta berteduh.
Dan hingga akhirnya kami sampai di apartemen. Mark langsung berlari masuk ke apartemennya, haha… sepertinya dia kedinginan.
Kaila pov end.
*****
Hari ini seperti biasa, kaila bangun pagi dan sarapan setelah itu berangkat sekolah. Namun ada sesuatu yang aneh hari ini menurut kaila. Sampai jam 6:15 mark belum menefolnnya. Dan kaila pun memutuskan untuk datang keapartemen mark untuk mengajaknya berangkat bersama.
TING TONG
“mark…”
“…”
“ini aku, kaila…”
“…”
“mark…… kau sudah bangun?”
“…”
“hm… sepertinya dia sudah berangkat. Baiklah!”
Karena tidak ada respon dari mark, akhirnya kaila memutuskan untuk berangkat sekolah.
Disekolah.
Kaila pov.
Aku berjalan menuju kelas. Sesampainya dikelas aku tidak melihat mark sama sekali, bahkan tasnya tidak ada dikelas. Kemana dia? Apa dia sedang kebelakang?.
“yeri-ya! Apa mark tadi sudah masuk kekelas?”
Aku bertanya ke yeri karena dia selalu berangkat pagi2 sekali.
“belum. bukannya biasanya mark berangkat bersamamu? Dari tadi pagi dia belum terlihat kok!”
“oh, ne. gomawo?”
Kemana dia? Apa jangan2… dia… sakit?? dia sakt karena kehujanan kemarin. Andwae! Kalau dia sakit berarti ini salah ku.
Karena aku begitu khawatir aku memutuskan untuk keluar dari kelas. Dan kuputuskan untuk absen hari ini.
*****
Di apartemen.
TING TONG
“MARK BUKA PINTUNYA MARK!”
“MARK…… NEO GWENCHANA?”
“MARK…”
Aku mencoba untuk membuka knop pintu.
CEKLEK
MWO! Tidak dikunci. Seketika aku langsung masuk kedalam dan langsung masuk kekamarnya.
“OMONA!”
Aku terkejut ketika melihat mark yang terbaring didepan kamar mandinya.
Aku langsung memeluknya. Dia menggigil wajahnya begitu pucat. Aku benar2 takut sekarang. Aku segera menuntunnya menuju tempat tidur.
“bertahanlah mark! Aku akan panggilkan dokter!”
Aku pun langsung menelfon dokter.
*****
Dokter bilang, mark demam karena alergi. Dia punya alergi dingin, dokter bilang mark tidak boleh terkena udara yang terlalu dingin.
Arraseo! Ini semua salah ku, aku yang memaksanya untuk hujan2an kemarin. Jeongmal Mianhae Mark!.
“mark… aku minta maaf… gara2 aku, kamu jadi sakit! hiks… mianhae…”
Aku menangis menyesali perbuatanku kemarin.
Karena mark belum sadar, aku memutuskan untuk membuatkannya bubur dan teh hangat.
20 menit kemudian…
Aku kembali ke kamar mark, sambil membawa semangkuk bubur dan segelas teh hangat. Aku tersenyum ketika melihat mark sudah sadar dan sedang terduduk ditempat tidurnya.
“hm… kau sudah sadar mark? Bagaimana keadaanmu, apa lebih baik?”
“…”
“oyya aku buatkan bubur dan teh hangat untukmu? Sekarang makanlah setelah itu minum obatnya”
Dia menatapku dengan tatapan sinis.
“kau bolos sekolah?”
“ah… hm… ne”
“kenapa?”
“karena aku mengkhawatirkanmu. Tadi pagi kau tidak menelfonku, dan aku memutuskan untuk menghampiri apartemen mu tapi tidak ada jawaban sama sekali, aku berfikir kalau kamu sudah berangkat kesekolah. Tapi, saat aku masuk kekelas kau tidak ada dikelas. Dan, aku ingat jika kemarin kau kehujanan dan aku langsung khawatir jika kamu sakit, untuk itu aku memutuskan untuk tidak masuk hari ini…”
“hm… gomawo…”
“aniyo, kau tidak perlu berterima kasih mark. Karena aku yang sudah membuatmu menjadi sakit… aku benar2 minta maaf…”
Aku menunduk, aku tidak mau mark melihat aku menangis.
“jeongmal mianhae… aku… tidak tahu… jika kamu punya alergi terhadap dingin. Aku benar2 menyesal!”
Tiba2 tangan mark menangkup wajahku untuk tidak menunduk. Aku melihat wajah pucatnya yang tersenyum hangat padaku.
“tidak apa2, aku suka melihatmu tertawa lepas kemarin. Kulihat, kau begitu bahagia saat hujan2an kemarin. Jadi, jangan merasa bersalah lagi ya…”
“ne, gomawo…”
Mark menarikku kedalam pelukannya, rasanya hangat dan nyaman.
*****
Pukul 21:00
Aku memutuskan untuk pulang dari apartemen mark. Mark bilang dia sudah sehat kembali, dan ia pun menyuruhku untuk pulang.
Pukul 22:00
DRRTT DRRTT
“mark?”
“ne… yeoboseyo… ada apa mark?”
“cepat kemari! Aku menunggumu, di taman kemarin. Aku tunggu 15 menit dari sekarang! Kalau kau terlambat, maka kau akan menyesal”
“mwo?”
TUUUTTT
Seketika aku langsung mengambil jaket ku dan keluar dari apartemen.
10 menit kemudian.
Aku berlari mencari keberadaan mark. Dan tidak lama, aku pun menemukan sosoknya yang sedang duduk dibawah pohon yang kemarin dengan disinari oleh lampu senter dan kulihat dia sedang membuka lembaran2 buku yang sedang ia pegang. Aku pun menghampirinya.
“yak! NEO MICHEOSEO! Kau baru saja sembuh dari sakitmu, dan sekarang kau berada diluar padahal ini sudah malam dan udaranya begitu dingin”
Dia berdiri tepat dihadapanku, lalu dia tersenyum kearahku. Apa maksudnya?
“akhirnya kau tidak datang terlambat…”
“kau menyuruhku kesini untuk apa?”
“igeo!”
Dia memberiku sebuah buku. Bukan, ini bukan buku melainkan sebuah album.
“ige mwoya?”
“coba kau buka!”
Aku pun mulai membuka buku itu.
SREK SREK SREK
Aku terkejut ketika aku membuka album itu, yang ternyata isinya adalah foto2ku dan mark saat kecil.
TESS TESS
Air mataku menetes seketika. Saat aku membuka lembaran terakhir yang berisi tulisan.
‘aku akan selalu menjaga mu Kaila Kim… ^Mark Lee’
Aku kembali menatap mark. Ini tidak mungkin kan, kalau selama ini mark yang aku kenal adalah mark lee sahabatku… katakanlah bahwa ini mimpi.
“Aku akan selalu menjagamu Kaila Kim…”
“ini tidak mungkin, mark, kau sedang membohongiku kan? Kau bukan mark lee sahabatku kan?” tanyaku tidak yakin.
“maaf karena sudah meninggalkanmu… maaf juga karena aku sudah membohongimu kaila… kau masih ingat ini?”
Dia mengeluarkan sebuah kalung kecil, ya, kalung itu hanya aku dan mark yang memiliki. Jadi dia benar2 mark lee.
“m… mark… lee…”
“ne, ini aku mark lee… sahabatmu… aku sudah berjanji jika kita akan bertemu lagi. kau masih ingat itu?”
Tentu saja aku mengingatnya.
Flashback on
8 tahun yg lalu…
Mark menyuruhku untuk datang ke taman yang biasa kita datangi. Aku pun menurutinya, aku melihat mark yang sedang berdiri dibawah pohon, namun ada yang aneh, penampilannya sangat rapih.
“mark, kenapa kau menyuruhku untuk datang kemari?
“kaila, 2 jam lagi aku akan berangkat ke bandara?”
“mark kau mau pergi kemana?”
“aku akan pergi ke eomma appa…”
“kapan kau akan pulang?”
“aku tidak tahu”
“apa kita bisa bertemu lagi?”
“tentu saja… kaila kim kau tidak usah bersedih, aku janji suatu saat nanti aku akan bertemu denganmu lagi dan menjagamu lagi. kita pasti bisa bermain bersama lagi… aku janji! Dan ini, untukmu”
Mark memberiku sebuah kalung. Namun aku melempar kalung itu. Bukan kalung itu yang aku inginkan.
“aku tidak mau kalung ini, aku hanya ingin kau ada disetiap hariku. Aku mohon jangan pergi mark… kalau kau pergi aku akan sangat kesepian”
“mianhae, tapi aku harus pergi. Dan aku mohon terimalah kalung ini, lihat aku pun memilikinya, kalung ini hanya kita berdua yang memiliki”
Mark kembali memungut kalung itu dan menyuruhku untuk menggenggam kalung itu.
“mark…”
“aku harus pergi sekarang… annyeong…”
Mark pun pergi meninggalkanku sendiri yang sedang menangis. Tangisanku semakin keras ketika mark semakin menjauh dari ku. Namun aku berusaha merelakannya.
“MARK AKU AKAN MENUNGGUMU……KAU HARUS BERJANJI BAHWA KITA AKAN BERTEMU LAGI…” teriakku
Dia berbalik dan melambaikan tangannya kearahku sambil tersenyum.
“AKU BERJANJI, JAGA DIRIMU BAIK2”
Dan mark pun sudah tak bisa kulihat lagi.
Flashback off
Aku langsung memeluknya, meluapkan rasa rinduku kepadanya selama 8 tahun ini dengan menangis sekencang2nya. Mark pun membalas pelukanku.
“aku pikir kita tidak akan bertemu lagi mark?”
“kan aku sudah janji, bahwa kita akan bertemu lagi…”
“tapi kenapa kau membohongiku?”
“karena aku ingin memastikan jika kau benar kaila kim sahabatku”
“mark, aku sangat merindukanmu…”
Mark melepas pelukannya, dan aku pun juga. Dia menggenggam kedua tanganku.
“kaila, kemarin kau bilang jika kau sudah tahu alasan kenapa aku menciumu dulu? Memang apa alasannya?”
“mwo?”
Tidak mungkin jika aku menjawab jika alasan mark menciumku dulu adalah karena suatu saat nanti dia akan menjadikanku yeojachingunya.
“hm… apa ya? Kan kamu yang menciumku, berarti kamu yang tahu alasannya”
“hm… baiklah. Saat aku mengatakan ini, kau jangan terkejut ya?”
“ne…”
“hm… kaila kim bolehkah aku menjagamu untuk selama2nya?”
“mark, dulu kau sering sekali bilang seperti itu”
“tunggu! Aku belum selesai… hm… bolehkah aku menjadi pendamping hidupmu? aku mengatakan ini karena aku mencintaimu sejak dulu… dulu aku menciummu karena aku tidak ingin orang lain yang mencuri ciuman pertama mu, karena aku ingin kau jadi milikku. Jadi, maukah kau menjadi yeojachinguku?”
Seketika aku terdiam, seluruh tubuhku rasanya kaku. Aku menatap manic mata mark dalam2 untuk meyakinkan bahwa tidak ada kebohongan didalam diri mark.
“ne, aku mau…” kataku malu2. Dan mark langsung memelukku.
“saranghae…”
“nado saranghae…”
Pohon ini menjadi saksi bisu tentang cerita ku dan mark. Di bawah pohon ini aku pertama kali bertemu dengan mark, dibawah pohon ini ciuman pertamaku dicuri oleh mark, dibawah pohon ini aku ditinggalkan oleh mark, dibawah pohon ini aku bertemu kembali dengan mark dan dibawah pohon ini pula mark menyatakan cintanya kepada diriku. Semua tentangku dan mark ada disini, terima kasih karena sudah mempertemukan aku dengan mark, terima kasih karena sudah menjadikan mark sebagai kekasihku. Terima kasih…!
END