Title: Under The Tree
Cast: Mark Lee / Lee Minhyung (NCT), Kaila Kim / Kim Hyehi (OC)
Genre: Friendship, Romance
Length: 1shoot
Rating: -13
Author: Firda Khasanah @firda_ex0l
*****
Seorang yeoja sedang duduk dibawah sebuah pohon rindang, ia sedang
membaca buku novelnya sambil bersandar di pohon itu. Dia seharusnya sudah
berada disekolahnya, namun ia begitu santai seakan2 masih punya banyak waktu
untuk sampai kesekolah.
TUK! Sebuah ranting pohon jatuh tepat dikepalanya.
“aw… ck. Jam berapa sekarang?”
Dia melirik jam tangannya dan jam nya menunjukkan pukul 07:45.
“OMO! 15 menit lagi masuk… aiisssshh… aku pasti akan terlambat!”
Yeoja itu pun segera pergi ke halte bus, dan tidak lama bus pun
datang yeoja itu langsung masuk kedalam bus itu.
Sesampainya disekolah.
HUFT! HUFT! HUFT!
Seorang yeoja lari terengah2 menuju kelasnya. Dia tahu jika ia pasti
tidak akan disuruh masuk kekelas melainkan menerima hukuman dari guru, karena
sebenarnya ia telah telat 5 menit yang lalu. Yeoja itu bernama Kim Hyehi atau
sering dipanggil Kaila Kim, Ia adalah murid pindahan dari Amerika sebulan yang
lalu dan sudah 2 kali ia berangkat telat.
Dengan ragu Kaila mengetuk pintu kelas.
TOK! TOK!
CEKLEK!
Pintu pun terbuka, dan menampakkan sosok guru yang ia kenal, Kim
Saem.
“ini jam berapa Kaila…?”
“hm… jam… 8:15 saem…”
“kalau begitu, kau tahu kan kalau kau itu terlambat?”
“i…iya saem… jeosonghamnida……” kata Kaila sambil membungkukkan
badannya.
“kalau sudah tahu terlambat kenapa masih berani… MASUK KE KELAS SAYA!
CEPAT MENUJU RUANG UKS DAN BERSIHKAN, RAPIHKAN SERAPIH MUNGKIN! ARRASEO!” kata
Kim Saem penuh penekanan.
“ha…hajiman…”
“CEPAT!”
“ne arraseumnida saem…” kata Kaila dengan pasrah.
Kaila pun segera berjalan menuju ruang UKS.
Di Ruang UKS.
Kaila pov.
BRUK! Aku membaringkan tubuhku di ranjang UKS, aku begitu lelah…
“hah! Apa Kim saem itu tidak tahu apa? Aku lari2 dari halte bus
sampai gerbang sekolah, dan dari gerbang
sekolah sampai kelas… dia pikir itu jarak yang dekat. Aisshhh… dia
benar2 tidak menghargai kerja keras ku! CK!”
Aku mengomel tidak jelas diruang UKS. Dan benar saja ruangan ini
benar2 berantakan dan kotor sekali.
Aku pun segera membersihkan ruangan dan merapihkannya serapih
mungkin.
25 Menit kemudian…
Aku selesai merapihkan ruangan ini. Aku melirik jam, jam menunjukkan
pukul 9:50, itu artinya sekitar 10 menit lagi bel istirahat berbunyi. Aku pun
berbaring kembali sambil menunggu bel istirahat berbunyi setelah itu baru
pulang kekelas dan mengikuti pelajaran berikutnya.
Kaila pov end.
*****
Telihat seorang namja sedang duduk dibangkunya, dia hanya duduk
sambil membaca bukunya dan tidak pergi menuju kantin seperti teman2nya. Namja
itu bernama Mark Lee namja pindahan dari Vanchouver Canada yang hari ini baru
saja mesuk kesekolah barunya. Tampangnya yang begitu rupawan membuat para yeoja
dikelas itu menjadi tertarik dan mendekati Mark. Namun sebaliknya Mark hanya
merespon dengan aura dinginnya.
“hai Mark aku Yeri, mau pergi kekantin bersamaku?”
“No, Thanks.”
“eoh! Baiklah, aku pergi dulu. See you…!”
Ya, seperti itulah salah satunya.
Mark pun ternyata tidak nyaman dengan sekolah ini, menurutnya banyak
gadis yang genit terhadapnya.
Setelah dirasa cukup lama Mark membaca bukunya, mark pun akhirnya
merasa jenuh dan memilih untuk keluar kelas.
“seperti apa diluar sana…? Sebaiknya aku keluar dan melihat2
lingkungan sekolah ini!”
Mark pun mulai melangkah keluar dari ruangan kelas itu.
DUG!
Sebuah bola yang entah datangnya dari mana mengenai kepalanya dengan
begitu keras.
TES…
Darah segar menetes dari hidungnya, tiba2 pandangannya menjadi
samar2.
BRUK!
Mark terjatuh, karena kepalanya sangat sakit. Mark melihat 3 orang
namja dengan seragam basketnya menghampirinya.
“kau tidak apa2?”
“aigoo! Hidungnya berdarah”
“cepat bawa dia ke UKS”
Samar2 Mark mendengar suara mereka. Namun lama2 pandangannya mulai
gelap dan ia pun tak sadarkan diri.
*****
Kaila pov.
Aku bangkit dari rebahanku dan sedikit meregangkan otot2 ku yang
begitu kaku.
“hah! Saatnya kembali kekelas…”
Aku pun keluar dari UKS, saat aku hendak menutup pintu itu tiba2
terlihat 4 orang namja yang sedang berlari kearah UKS. 1 orang namja pingsan
dengan dipopoh oleh 2 orang namja dan 1 nya lagi berlari menghampiriku.
“kau petugas UKS hari ini?”
“nde?”
“cepat buka pintunya, ada orang pingsan terkena bola tadi”
“baik sunbae!”
Aku pun segera membuka kembali ruang UKS. Dan mereka segera masuk dan
membaringkan tubuh namja yang pingsan tadi diranjang UKS.
“apa kau bisa merawatnya?”
“hm…”
“tolonglah, kami sedang latihan basket untuk turnamen besok. Kami
harus segera kembali latihan”
“hm… baiklah sunbae”
“ya sudah terima kasih. Kalau dia sudah sadar, tolong sampaikan
padanya jika kami benar2 minta maaf”
“baik sunbae”
3 orang sunbae tadi akhirnya meninggalkan ruangan UKS. Dan tinggalah
aku dan namja itu.
Aku pun segera membersihkan darah dihidungnya dan mengompres benjolan
dikepala sebelah kanannya yang kuyakini jika bagian itu yang terkena bola.
Tapi, aku juga melihat luka benturan dipelipis sebelah kirinya yang sedikit
mengeluarkan darah. Aisshh… kasian sekali namja ini sudah jatuh tertimpa batu
pula.
Saat aku sedang mengompres kepalanya, tiba2 dia sadar. Dan memaksa
untuk bangkit dari rebahannya.
“eits… tetap diposisimu, pendarahan dihidungmu belum berhenti”
Kataku sambil terus mengompres kepalanya.
“apa pedulimu! BIKYEO!”
“ANDWAE!” cegahku sambil terus mencegahnya untuk bangkit.
“YAK! Aisshh……” akhirnya ia pasrah dan kembali berbaring.
“sudah baring saja disitu, oyya tadi sunbae yang membuatmu terluka
bilang, kalau mereka minta maaf”
“hm… ne…”
3 menit kemudian.
“ck! Bahkan orang tuaku tidak pernah seperhatian ini padaku” ia mulai
berbicara memecah keheningan diantara kami.
“wah…… hidupmu pasti sangat kekurangan kasih sayang dari orang tua
ya?” aku pun mulai menyahutinya.
“bukan kekurangan, tapi aku sama sekali tidak pernah mendapat kasih
sayang dari mereka. Saat usiaku 1-8 tahun aku diurus oleh seorang bibi dan
ditinggal di Korea sedangkan orang tuaku berada di Amerika mengurusi
pekerjaannya. Di usia 9-16 tahun aku tinggal bersama saudaraku di Amerika,
orang tuaku berada di Amerika tapi dia jarang sekali datang menemuiku. Dan
diusiaku ke 17 tahun sekarang, orang tuaku membelikanku sebuah apartemen di
korea dan mereka memaksaku untuk tinggal di apartemen itu sendirian. Bagiku itu
lebih baik dari pada aku harus tinggal bersama saudaraku dan merepotkan mereka.
Hah…”
Aku tercengang mendengar ceritanya, yang hampir persis seperti nasib
hidupku. Aku menepuk pundaknya, dan tersenyum kearahnya.
“hm… sepertinya nasib kita sama deh… aku juga seperti itu… orang
tuaku juga begitu gila dengan yang namanya pekerjaan. Aku juga dari korea ke
amerika dan dari amerika aku pulang lagi ke korea 1 bulan yang lalu… dia juga
memberiku apartemen yang begitu mewah. Dan aku juga tinggal sendiri di
apartemen itu. Hm… ternyata, bukan Cuma aku yang memiliki nasib seperti itu
ya…”
Setelah cerita panjang lebar dari namja itu, aku baru sadar jika
sepertinya aku baru melihatnya, apa dia murid baru.
“oyya, kau murid baru disini? Sepertinya aku baru melihatmu…”
tanyaku.
“ya… aku baru saja masuk hari ini dan sialnya… hari pertamaku begitu
tragis…”
“hihihi… hm… kalau begitu perkenalkan namaku Kim Hyehi atau kau bisa
panggil aku Kaila. Aku juga murid baru pindahan dari Amerika kok, aku sudah 1
bulan sekolah disini.” kataku sambil menyodorkan tangan kananku.
“hm… aku Lee Minhyung. Salam kenal!” jawabnya dan membalas uluran
tanganku.
“ne salam kenal!”
Oh ternyata namanya Lee Minhyung…
“hm… kau juga bisa memanggilku dengan nama Mark”
DEG!
MARK. Itu seperti nama sahabatku waktu kecil.
“m…mark…”
“ne, wae? Kenapa kau begitu terkejut. Namaku keren ya? Itu nama
panggilanku dari kecil… nama panjangnya itu Mark Lee”
“MARK LEE!!!” teriakku terkejut.
“waeyo?”
“aniyo… hm… itu seperti nama sahabat dekatku sewaktu kecil. Persis
sekali!”
“oh…”
“iya, sekarang palingkan wajahmu kekanan!”
“wae?”
“pelipis sebelah kirimu berdarah, apa tadi saat kau jatuh kepalamu
membentur sesuatu?” tanyaku mencoba mengganti topic pembicaraan.
“sepertinya tadi membentur…… hm… ah iya, pintu”
Aku pun menempelkan plester dilukanya itu. Dan selesai…
“sudah selesai kau boleh bangkit sekarang!”
“hm… baiklah…”
Dia bangkit dari ranjang dan mulai berjalan keluar ruangan, namun
belum sempat 5 langkah ia hampir jatuh untung saja aku segera sigap dan meraih
tangannya.
“sepertinya kau masih pusing. Beringlah disini dulu sampai benar2
sembuh”
“aniyo. aku ingin kekelas”
“hm… baiklah, aku akan menuntunmu sampai kelas”
“ne, gomawo. Kaila kau adalah teman pertamaku disekolah ini”
“hm… ne… terima kasih juga karena sudah menjadikanku temanmu Mark”
Aku pun mulai menuntun Mark hingga ia sampai dikelasnya ruang 11-2.
Mwo! Ini juga ruang kelasku.
“ini ruang kelasmu mark?”
“iya, kau dimana?”
“aku juga disini…”
“hm… kenapa tadi jam pelajaran pertama aku tidak melihatmu?”
“eoh? Aku… hihihi… aku tadi terlambat, kim saem tidak mengizinkanku
masuk kelas, dia menghukumku untuk membersihkan UKS”
“kau sering terlambat masuk sekolah?”
“ani… baru 2 kali. Ya sudah ayo masuk!”
“sudah, aku bisa jalan sendiri ke bangku ku…”
Dia berjalan menuju bangkunya yang ternyata dia duduk 1 meja
denganku.
Aku pun menyusulnya.
“hai mark!”
“wae?”
“aku mau duduk… ini tempat dudukku…” kataku sambil mengetuk2 meja dan
duduk disampingnya.
“hm… aku bersyukur sekali bisa 1 bangku denganmu”
“eoh geurae?”
“ne, karena hanya kamu yang aku kenal disekolah ini…”
“sstt… junki saem datang”
Junki saem pun memulai pelajaran matematikanya.
“sstt.. sstt.. mark apa kau menyukai matematika?” bisikku pada mark.
“aku sangat membenci pelajaran ini…”
“aku juga”
“dari dulu aku tidak suka perhitungan…”
“aku juga, aku lebih menyukai pelajaran sejarah dan bahasa juga..”
TAK! TAK! TAK!
“KAILA KIM!”
OMO! Apa junki saem memerhatikanku dari tadi? Ah… eottokhae…
“ne saem…”
“bukankah tadi kau habis menerima hukuman karena terlambat? Apa kau
ingin menerima hukuman lagi karena mengobrol dikelasku?”
“animnida saem… jeosonghamnida…”
“kalau begitu diam!”
“arrseumnida saem…”
“sepertinya kau suka sekali membuat masalah dikelas ya?” ledek mark.
“sssttt…”
Kaila pov end.
*****
Jam pulang sekolah akhirnya berbunyi, semua siswa mulai memberesi
buku2 mereka dan bergegas untuk pulang. Begitu juga dengan Mark dan Kaila
mereka pun sama dengan siswa yang lain.
“kau pulang naik apa?” Tanya Mark.
“naik bus”
“hm… kita pulang bersama ya?”
“kau juga naik bus? Aku kira kau akan dijemput dengan mobil mewah”
“aku kan sudah bilang kalau aku hanya tinggal sendiri di negeri ini”
“iya iya”
“ya sudah, kajja kita pulang!”
“ne…”
Mereka pun keluar dari sekolah dan segera menghadang bus di halte
bus.
Dan tak lama bus pun datang.
*****
Selama perjalanan pulang kaila dan mark mengobrol tentang bedanya
kebiasaan orang2 di korea dan di amerika yang menurut mark itu kebiasaan orang
korea itu sangat lucu, tapi menurut kaila itu biasa saja.
30 menit kemudian.
“kaila sepertinya aku harus turun…”
“eoh? Benarkah, aku juga…”
Mereka pun turun dari bus, betapa terkejutnya mereka ketika mereka
ternyata sama2 tinggal di gedung apartemen itu.
“kau tinggal disini mark?”
“iya, kau juga?”
“iya… wah jadi senang nih”
“senang kenapa?”
“karena ada teman yang bisa diajak main bersama, belajar bersama dan
berangkat sekolah bersama… iya kan?”
“ck, terserah! Aku mau masuk, capek!”
“hm… ne aku juga”
Mereka pun akhirnya masuk ke gedung itu.
Kaila berjalan dibelakang mark, setelah mark sampai di apartemen nya
ia kembali menatap kaila yang berjalan mengikuti mark.
“kenapa kau mengikutiku?”
“aku tidak mengikutimu kok, apartemen ku ada disini!” kata kaila
sambil mengetuk2 pintu apartemennya yang ternyata ada didepan persis apartemen
mark.
“wah… kita juga ternyata tetangga dekat mark…” girang kaila.
“ya sudah sana masuk…”
“ne..” kaila pun segera masuk ke apartemennya.
Begitu juga dengan mark. Kelihatannya kaila begitu senang jika dekat
dengan mark.
*****
Kaila pov.
Pukul 22:00
Yuuuuhuuu… ternyata mark itu tinggal didepan apartemen ku. Hm… itu
artinya dia bisalah… jika nanti jadi teman curhatku.
Aku meraih foto masa lalu ku bersama mark lee sahabatku.
“mark lee, kau tahu hari ini aku bertemu dengan seseorang yang
namanya itu persis sekali dengan dirimu… tapi dia tetap tidak akan bisa
menggantikan posisi mu dalam hidupku mark. Maka dari itu cepatlah hadir dalam
hidupku kembali ya… jeongmal bogo shippeo seo…”
Entah kenapa aku memiliki ide yang menurutku sangat cermelang.
Aku pun meraih ponsel ku, dan keluar menuju apartemen mark.
TING! TONG!
“nugu?”
“aku kaila…”
Tak lama kemudian mark keluar dengan tampangnya yang sangat
berantakan, ku rasa aku sudah mengganggu tidur malamnya.
“malam mark…”
“yak! Wae…? Ini sudah malam kaila… kenapa kau masih terjaga di jam
malam seperti ini?”
“justru aku yang heran kenapa jam segini kau sudah terlelap mark? mian,
aku hanya ingin meminta no ponsel mu saja kok”
“hah… hanya itu? Aisshh…”
Walaupun ia terlihat kesal karena perbuatanku, tapi tetap saja dia memberi
no ponselnya padaku padahal aku kira dia tidak akan memberikan no nya pada ku.
Hhh… dasar aneh!
“sudah?”
“sudah, thanks mark…”
Aku pun segera menelfon no itu, dan tidak lama, ponselnya di dalam
sana pun berdering.
“itu no ponselku… hm… tujuanku sebenarnya, hm… besok pagi dan
seterusnya… bisakah kau membangunkanku saat akan berangkat kesekolah? Kau tahu
kan, aku sering sekali terlambat… kau bisa membangunkanku dengan cara
menelfonku atau menggedor2 pintu apartemenku mark. Kau bisa kan? Kau bilang kau
temanku, seorang teman itu harus membantu temannya yang lain untuk bisa menjadi
lebih baik…”
“ne… jadi intinya aku harus membangunkanmu dipagi hari!”
“benar sekali!”
“sudah?”
“hm… aku rasa sudah, kalau begitu terima kasih dan malam mark”
BRUK!
Dia menutup pintu apartemennya, aku rasa dia marah… tapi dia pasti
akan melakukannya besok. Aku tahu ini sungguh tidak masuk akal, aku yang tiba2
bersikap sudah mengenal mark lama padahal aku baru mengenalnya tadi pagi, dan
dengan mudahnya aku menyuruhnya dengan hal konyol tadi. Hihihi…
“THANKS MARK……!”
Aku pun kembali ke apartemenku dan beranjak tidur.
Kaila pov end.
*****
Keesokan harinya.
Jam 06.00
DRRRTTT DRRRTTT
Handphone kaila bergetar, kaila yang masih terlelap dengan kesal
mengangkat handphonenya tanpa melihat siapa yang menelfon.
“yak! Nuguseyo? Kenapa pagi buta begini menelfon?” Tanya kaila dengan
suara parau khas bangun tidurnya.
“APA KAU BILANG? PAGI BUTA? INI SUDAH JAM ENAM. WAKE UP KAILA!!!!”
“mwo? Mark? I-ini kau?”
“hhh…… aku menunggumu di depan gedung, aku tunggu 20 menit dari
sekarang. Jika kau terlambat, maka jangan salahkan aku jika aku sudah berangkat
terlebih dahulu. UNDERSTAND?”
“HAI!”
TUUUTT…
Kaila pun segera bangkit dan melakukan ritual mandi kilat nya.
Setelah sekitar 15 menit ia bersiap, ia langsung keluar apartemen nya
dan berlari keluar gedung. Dilihatnya mark yang sudah menunggu di depan. Kaila
tersenyum ketika melihat mark yang sudah rapih dengan seragamnya.
“MARK……”
Kaila berlari menuju mark.
“gomawo… kau sudah membangunkanku lebih pagi hari ini…”
“ne” jawabnya singkat.
Kaila dan mark pun berjalan menuju ke halte bus. Mark memerhatikan
kaila yang sedang memegangi perutnya.
“kamu sudah sarapan?” Tanya mark.
“hm… belum…”
“apa kita perlu pergi mencari makan terlebih dahulu…?”
“aniyo, bagaimana kalau nanti kita telat?”
“hm… tidak apa2, lagi pula kelas kan dimulai jam 8. Kita masih punya
waktu 1 jam setengah lagi, dan aku juga belum sarapan”
“ya sudah, lebih baik kita sarapan di tempat makan yang dekat sekolah
saja…”
“baiklah…”
Mereka pun menaiki bus yang baru datang.
*****
Kaila dan mark sekarang sedang berada di tempat makan. Kemudian
seorang pelayan menghampiri mereka.
Kaila pov.
Seorang pelayan tempat makan ini menghampiri kami.
“mau pesan apa?” Tanya si pelayan
“aku sandwich” kata ku.
“aku juga sandwich tapi tanpa tomat dan keju…”
DEG!
MWO! SANDWICH TANPA TOMAT DAN KEJU?????? IGE MWOYA… dia seperti Mark.
Sungguh, Mark sahabatku selalu ingin dibuatkan sandwich tapi tanpa tomat dan
keju, persis seperti Mark dihadapanku sekarang… WAE?
Flashback on.
Tok! Tok!
Seorang anak kecil
yang sunggu kukenal yaitu bernama mark, datang kerumah ku. Seperti biasa mark
selalu datang kerumah ku setiap pagi bahkan setiap hari untuk berangkat sekolah
bersama atau sekedar bermain seharian bersamaku.
“kaila…”
“mark… kenapa
kau datang pagi sekali…?”
“hm… tidak apa2.
Kau sedang makan apa?”
“sandwich… kau
mau?”
“boleh…”
Aku pun
menyuapkan sandwich itu kemulut mark.
Mark terkejut
ketika ia memakan sandwich itu, entah kenapa.
“huek! Apa ini
ada tomat dan kejunya?”
“tentu. Kau
tidak suka…?”
“tidak! Tomat
dan keju itu rasanya aneh. Aku benci keduanya”
Oh ternyata mark
tidak suka keju dan tomat.
Flashback off.
Bagai sebuah video yang tiba2 melintas dihadapanku, tiba2 saja momen
disaat mark sahabatku mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan mark
didepanku sekarang ini.
“KAILA…!”
“……”
“kaila……”
“nde…?” mark membuyarkan lamunanku.
“gwenchana?”
Aku menatap mark, aku heran kenapa mark memiliki kesamaan dengan
sahabatku.
“mark, kau tidak suka tomat dan keju?”
“iya…”
“kenapa?”
“tomat dan keju itu rasanya aneh! Dan aku tidak suka keduanya”
“oh…”
Bahkan jawabannya pun sama persis. MARK NEO MWOYA?
Dan pelayan pun menghantarkan pesanan kami.
“cepat makan! Kau mau terlambat lagi hah?”
Kata mark yang tiba2 membangunkanku dari lamunanku.
“nde…”
Kaila pov end.
*****
1 bulan kemudian.
Kaila dan mark semakin dekat, tapi tidak jarang mereka bertengkar
karena hal sepele. Kehadiran mark di hidup kaila memberikan perubahan pada
kehidupan kaila, seperti kaila yang sekarang tidak pernah terlambat sekolah,
kaila yang selalu rutin sarapan pagi dan kaila yang sekarang tidak kesepian
lagi karena hampir setiap harinya dipenuhi oleh kehadiran mark seperti belajar
bersama dan sarapan, makan siang dan malam bersama. Namun tetap saja dihati
kaila hanya ada mark lee sahabat nya.
Kaila pov.
Hari ini hari minggu, aku berniat mengajak mark untuk jogging bersama
di taman. Dia bilang kalau dia ingin melihat taman di pusat kota. Untuk itu aku
akan mengajak nya kesana.
Sekarang aku sedang menunggunya di depan gedung apartemen, tidak lama
kemudian mark pun datang.
“kau ingin mengajakku kemana?” tanyanya.
“kau bilang kau ingin melihat taman2 dipusat kota sana. Jadi aku akan
mengajakmu kesana sekalian jogging”
“ya sudah, ayo!”
Di taman pusat kota.
Aku mengeluarkan handphone terbaru milikku, aku berniat untuk
memamerkan handphone baru ku ini pada mark.
“mark, lihat deh handphone baruku. Kemarin eommaku baru saja
membelikan handphone ini… bagus tidak?”
“kau baru memilikinya sekarang? Aku sudah punya ini sejak 6 bulan
lalu…” katanya sambil merebut benda itu dari ku dan dan melempar2 itu keatas.
Tentu saja aku marah dan panic.
“yak! Mark! Kembalikan! Dan jangan2 lempar2 seperti itu, bagaimana
kalau nanti jatuh! Cepat berikan padaku!” teriakku. Tapi bukannya
mengembalikannya pada ku dia malah berlari dan membawa hp ku pergi. Lantas aku
mengejarnya.
“AMBIL KALAU KAU BISA…!” teriaknya sambil berlari.
“YAK! KAU MEREMEHKANKU HAH??”
Aku pun berlari mengejarnya, namun aku tidak menyadari jika tali
sepatuku sebelah kanan belum aku ikat. Aku pun terjatuh karena itu, karena aku
memakai celana yang panjangnya diatas lutut, akhirnya lututku tergores dan
berdarah.
“hiks… appo…”
Sebuah tangan meraih tanganku dan menariknya untuk berdiri. Dan
ternyata pemilik tangan itu mark.
Aku pun berdiri, dan menatap mark dengan tatapan kesal.
“kau jahat mark…!”
TIK!
Tiba2 saja mark menyentil jidatku.
“dasar cengeng begitu saja nangis!” bentak mark.
Apa yang dilakukan mark barusan, lagi2 mengingatkanku dengan momen
ketika aku bersama mark dulu. Dan aku baru sadar jika kejadian ini sama persis
dengan kejadian 14 tahun yang lalu saat aku pertama kali bertemu dengan mark.
Flashback on.
Aku sedang
bermain dengan boneka2 ku disebuah taman, aku bermain dibawah sebuah pohon
rindang yang menjadi tempat favorit ku untuk bermain.
Tiba2 seorang
anak lelaki mengambil salah satu bonekaku. Lantas aku langsung mengejarnya.
“kembalikan
bonekaku namja nakal…”
Aku terus
berlari mengejar mark. Aku terus berlari sekencang mungkin untuk mendapatkan
bonekaku itu, namun semakin kencang aku berlari semakin kencang pula mark
berlari menghindariku.
BRUK!
“hwa…… appo……
hiks…… hiks……” aku menangis keras karena aku terjatuh dan lututku berdarah
karena terkena ranting.
Mark berlari
menghampiriku, dan kemudian ia berjongkok dan meniup lututku.
TIK! Ia
menyentil jidatku.
“dasar cengeng,
luka kecil seperti itu saja menangis”
Aku pun diam.
Mark pun mengembalikan bonekaku.
“igeo! Ck,
duduk! Aku akan mengobati lukamu, aku ini namja yang bertanggung jawab”
Dia kembali
meniup lututku dan menempelkan sebuah plester yang ia keluarkan dari sakunya.
“selesai, siapa
namamu?” katanya sambil mengulurkan tangannya kearahku.
“kaila kim”
kataku dan membalas uluran tangannya
“namaku mark
lee, salam kenal. Dan jangan panggil aku namja nakal lagi arra?”
“ne…”
“mianhae, karena
sudah membuatmu terluka”
“hm… aku juga
minta maaf karena sudah memanggilmu namja nakal tadi”
“kau mau
melanjutkan bermainmu…?”
“ne,”
“boleh aku
ikut?”
“tentu saja…
ayo!”
Sejak saat itu
aku dan mark menjadi sahabat.
Flashback off.
“ini hp mu…” kata mark tiba2.
“mark……”
“ne”
“kau kah itu?”
“tentu saja ini aku mark lee!”
“bukan, kau kah mark sahabatku?” tanyaku dengan yakin.
Dia terkejut dan menatapku bingung.
“kau bicara apa? Kenapa kau suka sekali menyamakanku dengan sahabatmu
itu? Huh! Jelas saja aku dan dia itu sangat beda. Sudahlah, aku lelah.
Sebaiknya kita duduk dibawah pohon itu, pasti sejuk! Kajja!”
Apa benar, dia bukan sahabatku? Tapi hatiku berkata bahwa dia adalah
mark yang selama ini aku cari.
Dia menarikku kebawah pohon rindang itu, aku baru sadar pohon ini…
adalah pohon yang sering sekali aku datangi bersama mark setiap kali pulang
sekolah. Wah… ternyata masih seperti dulu.
“huft! sini coba kulihat luka dilututmu itu!”
“gwenchanayo, aku tidak selemah yang kau pikirkan. Ini hanya luka
ringan saja…” kataku cuek.
“hm… terserah!”
Aku pun duduk disampingnya, aku menghirup udara segar disini.
“hm… ternyata tempat ini masih sama seperti dulu…”
“seperti dulu…?”
“iya, dulu aku dan mark sering sekali datang ketempat ini, setiap pulang
sekolah pasti kami berbaring dibawah pohon ini”
“oh……”
“dan kau tahu?”
“tahu apa?”
“ciuman pertamaku juga dicuri oleh seseorang ditempat ini, persis
dibawah pohon ini?”
“sungguh? Siapa orang itu”
“tentu saja mark. Saat itu aku dan mark baru pulang sekolah, seperti
biasa kami istirahat di bawah pohon ini. Mark bilang jika ia ingin tidur
sebentar, dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya tepat ditempat yang sedang
didudukimu” kataku sambil menunjuk mark.
“lalu?”
“aku menatap wajahnya yang sedang tertidur begitu polos, dan entah
kenapa aku tiba2 mencium pipinya. Namun, saat aku sedang menciumnya dia
terbangun dan tatapan kami pun saling bertemu dan tiba2 mark mencium bibirku
singkat, setelah itu dia langsung bangkit dan berjalan menjauhiku sambil
berkata ‘suatu saat nanti aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku
lakukan tadi, karena kali ini belum waktunya’ jujur saat itu aku tidak tahu apa
maksud dari perkataannya, namun sekarang aku sudah paham…”
“lalu dimana dia sekarang?”
“entah”
“hm… kaila,”
“ne”
“hm… apa kita bisa pulang sekarang?”
“kau sudah lelah?”
“hm…”
“ya sudah. Kajja!”
Aku dan mark akhirnya meninggalkan tempat itu, sebenarnya aku masih
ingin berlama2 disana.
TES TES TES. Saat diperjalanan pulang, hujan pun turun. Entah kenapa
tiba2 hujan, padahal sebelumnya terang. Tetesan air hujan membasahi kami.
Mark dan aku berteduh disebuah rumah kecil, tapi sepertinya rumah ini
tak berpenghuni.
“mark, kenapa kita berteduh? Aku suka sekali hujan… ayo kita
hujan2an”
“aniyo…”
“ayo kita lanjutkan saja, lagi pula kita sudah hampir sampai!”
“aniyo! sana pergi sendiri!”
Karena mark menolak akhirnya aku menariknya untuk hujan2an, dan
akhirnya aku dan mark hujan2an. Dan kami pun basah kuyup.
Aku tetap berlari, aku tidak mendengar perkataan mark yang terus2an
minta berteduh.
Dan hingga akhirnya kami sampai di apartemen. Mark langsung berlari
masuk ke apartemennya, haha… sepertinya dia kedinginan.
Kaila pov end.
*****
Hari ini seperti biasa, kaila bangun pagi dan sarapan setelah itu
berangkat sekolah. Namun ada sesuatu yang aneh hari ini menurut kaila. Sampai
jam 6:15 mark belum menefolnnya. Dan kaila pun memutuskan untuk datang
keapartemen mark untuk mengajaknya berangkat bersama.
TING TONG
“mark…”
“…”
“ini aku, kaila…”
“…”
“mark…… kau sudah bangun?”
“…”
“hm… sepertinya dia sudah berangkat. Baiklah!”
Karena tidak ada respon dari mark, akhirnya kaila memutuskan untuk
berangkat sekolah.
Disekolah.
Kaila pov.
Aku berjalan menuju kelas. Sesampainya dikelas aku tidak melihat mark
sama sekali, bahkan tasnya tidak ada dikelas. Kemana dia? Apa dia sedang
kebelakang?.
“yeri-ya! Apa mark tadi sudah masuk kekelas?”
Aku bertanya ke yeri karena dia selalu berangkat pagi2 sekali.
“belum. bukannya biasanya mark berangkat bersamamu? Dari tadi pagi
dia belum terlihat kok!”
“oh, ne. gomawo?”
Kemana dia? Apa jangan2… dia… sakit?? dia sakt karena kehujanan
kemarin. Andwae! Kalau dia sakit berarti ini salah ku.
Karena aku begitu khawatir aku memutuskan untuk keluar dari kelas.
Dan kuputuskan untuk absen hari ini.
*****
Di apartemen.
TING TONG
“MARK BUKA PINTUNYA MARK!”
“MARK…… NEO GWENCHANA?”
“MARK…”
Aku mencoba untuk membuka knop pintu.
CEKLEK
MWO! Tidak dikunci. Seketika aku langsung masuk kedalam dan langsung
masuk kekamarnya.
“OMONA!”
Aku terkejut ketika melihat mark yang terbaring didepan kamar
mandinya.
Aku langsung memeluknya. Dia menggigil wajahnya begitu pucat. Aku
benar2 takut sekarang. Aku segera menuntunnya menuju tempat tidur.
“bertahanlah mark! Aku akan panggilkan dokter!”
Aku pun langsung menelfon dokter.
*****
Dokter bilang, mark demam karena alergi. Dia punya alergi dingin,
dokter bilang mark tidak boleh terkena udara yang terlalu dingin.
Arraseo! Ini semua salah ku, aku yang memaksanya untuk hujan2an
kemarin. Jeongmal Mianhae Mark!.
“mark… aku minta maaf… gara2 aku, kamu jadi sakit! hiks… mianhae…”
Aku menangis menyesali perbuatanku kemarin.
Karena mark belum sadar, aku memutuskan untuk membuatkannya bubur dan
teh hangat.
20 menit kemudian…
Aku kembali ke kamar mark, sambil membawa semangkuk bubur dan segelas
teh hangat. Aku tersenyum ketika melihat mark sudah sadar dan sedang terduduk
ditempat tidurnya.
“hm… kau sudah sadar mark? Bagaimana keadaanmu, apa lebih baik?”
“…”
“oyya aku buatkan bubur dan teh hangat untukmu? Sekarang makanlah
setelah itu minum obatnya”
Dia menatapku dengan tatapan sinis.
“kau bolos sekolah?”
“ah… hm… ne”
“kenapa?”
“karena aku mengkhawatirkanmu. Tadi pagi kau tidak menelfonku, dan
aku memutuskan untuk menghampiri apartemen mu tapi tidak ada jawaban sama sekali,
aku berfikir kalau kamu sudah berangkat kesekolah. Tapi, saat aku masuk kekelas
kau tidak ada dikelas. Dan, aku ingat jika kemarin kau kehujanan dan aku
langsung khawatir jika kamu sakit, untuk itu aku memutuskan untuk tidak masuk
hari ini…”
“hm… gomawo…”
“aniyo, kau tidak perlu berterima kasih mark. Karena aku yang sudah
membuatmu menjadi sakit… aku benar2 minta maaf…”
Aku menunduk, aku tidak mau mark melihat aku menangis.
“jeongmal mianhae… aku… tidak tahu… jika kamu punya alergi terhadap
dingin. Aku benar2 menyesal!”
Tiba2 tangan mark menangkup wajahku untuk tidak menunduk. Aku melihat
wajah pucatnya yang tersenyum hangat padaku.
“tidak apa2, aku suka melihatmu tertawa lepas kemarin. Kulihat, kau
begitu bahagia saat hujan2an kemarin. Jadi, jangan merasa bersalah lagi ya…”
“ne, gomawo…”
Mark menarikku kedalam pelukannya, rasanya hangat dan nyaman.
*****
Pukul 21:00
Aku memutuskan untuk pulang dari apartemen mark. Mark bilang dia
sudah sehat kembali, dan ia pun menyuruhku untuk pulang.
Pukul 22:00
DRRTT DRRTT
“mark?”
“ne… yeoboseyo… ada apa mark?”
“cepat kemari! Aku menunggumu, di taman kemarin. Aku tunggu 15 menit
dari sekarang! Kalau kau terlambat, maka kau akan menyesal”
“mwo?”
TUUUTTT
Seketika aku langsung mengambil jaket ku dan keluar dari apartemen.
10 menit kemudian.
Aku berlari mencari keberadaan mark. Dan tidak lama, aku pun
menemukan sosoknya yang sedang duduk dibawah pohon yang kemarin dengan disinari
oleh lampu senter dan kulihat dia sedang membuka lembaran2 buku yang sedang ia
pegang. Aku pun menghampirinya.
“yak! NEO MICHEOSEO! Kau baru saja sembuh dari sakitmu, dan sekarang
kau berada diluar padahal ini sudah malam dan udaranya begitu dingin”
Dia berdiri tepat dihadapanku, lalu dia tersenyum kearahku. Apa
maksudnya?
“akhirnya kau tidak datang terlambat…”
“kau menyuruhku kesini untuk apa?”
“igeo!”
Dia memberiku sebuah buku. Bukan, ini bukan buku melainkan sebuah
album.
“ige mwoya?”
“coba kau buka!”
Aku pun mulai membuka buku itu.
SREK SREK SREK
Aku terkejut ketika aku membuka album itu, yang ternyata isinya
adalah foto2ku dan mark saat kecil.
TESS TESS
Air mataku menetes seketika. Saat aku membuka lembaran terakhir yang
berisi tulisan.
‘aku akan selalu menjaga mu Kaila Kim… ^Mark Lee’
Aku kembali menatap mark. Ini tidak mungkin kan, kalau selama ini
mark yang aku kenal adalah mark lee sahabatku… katakanlah bahwa ini mimpi.
“Aku akan selalu menjagamu Kaila Kim…”
“ini tidak mungkin, mark, kau sedang membohongiku kan? Kau bukan mark
lee sahabatku kan?” tanyaku tidak yakin.
“maaf karena sudah meninggalkanmu… maaf juga karena aku sudah
membohongimu kaila… kau masih ingat ini?”
Dia mengeluarkan sebuah kalung kecil, ya, kalung itu hanya aku dan
mark yang memiliki. Jadi dia benar2 mark lee.
“m… mark… lee…”
“ne, ini aku mark lee… sahabatmu… aku sudah berjanji jika kita akan
bertemu lagi. kau masih ingat itu?”
Tentu saja aku mengingatnya.
Flashback on
8 tahun yg lalu…
Mark menyuruhku
untuk datang ke taman yang biasa kita datangi. Aku pun menurutinya, aku melihat
mark yang sedang berdiri dibawah pohon, namun ada yang aneh, penampilannya
sangat rapih.
“mark, kenapa
kau menyuruhku untuk datang kemari?
“kaila, 2 jam
lagi aku akan berangkat ke bandara?”
“mark kau mau
pergi kemana?”
“aku akan pergi
ke eomma appa…”
“kapan kau akan
pulang?”
“aku tidak tahu”
“apa kita bisa
bertemu lagi?”
“tentu saja…
kaila kim kau tidak usah bersedih, aku janji suatu saat nanti aku akan bertemu
denganmu lagi dan menjagamu lagi. kita pasti bisa bermain bersama lagi… aku
janji! Dan ini, untukmu”
Mark memberiku sebuah
kalung. Namun aku melempar kalung itu. Bukan kalung itu yang aku inginkan.
“aku tidak mau
kalung ini, aku hanya ingin kau ada disetiap hariku. Aku mohon jangan pergi
mark… kalau kau pergi aku akan sangat kesepian”
“mianhae, tapi
aku harus pergi. Dan aku mohon terimalah kalung ini, lihat aku pun memilikinya,
kalung ini hanya kita berdua yang memiliki”
Mark kembali
memungut kalung itu dan menyuruhku untuk menggenggam kalung itu.
“mark…”
“aku harus pergi
sekarang… annyeong…”
Mark pun pergi
meninggalkanku sendiri yang sedang menangis. Tangisanku semakin keras ketika
mark semakin menjauh dari ku. Namun aku berusaha merelakannya.
“MARK AKU AKAN
MENUNGGUMU……KAU HARUS BERJANJI BAHWA KITA AKAN BERTEMU LAGI…” teriakku
Dia berbalik dan
melambaikan tangannya kearahku sambil tersenyum.
“AKU BERJANJI,
JAGA DIRIMU BAIK2”
Dan mark pun
sudah tak bisa kulihat lagi.
Flashback off
Aku langsung memeluknya, meluapkan rasa rinduku kepadanya selama 8
tahun ini dengan menangis sekencang2nya. Mark pun membalas pelukanku.
“aku pikir kita tidak akan bertemu lagi mark?”
“kan aku sudah janji, bahwa kita akan bertemu lagi…”
“tapi kenapa kau membohongiku?”
“karena aku ingin memastikan jika kau benar kaila kim sahabatku”
“mark, aku sangat merindukanmu…”
Mark melepas pelukannya, dan aku pun juga. Dia menggenggam kedua
tanganku.
“kaila, kemarin kau bilang jika kau sudah tahu alasan kenapa aku
menciumu dulu? Memang apa alasannya?”
“mwo?”
Tidak mungkin jika aku menjawab jika alasan mark menciumku dulu
adalah karena suatu saat nanti dia akan menjadikanku yeojachingunya.
“hm… apa ya? Kan kamu yang menciumku, berarti kamu yang tahu
alasannya”
“hm… baiklah. Saat aku mengatakan ini, kau jangan terkejut ya?”
“ne…”
“hm… kaila kim bolehkah aku menjagamu untuk selama2nya?”
“mark, dulu kau sering sekali bilang seperti itu”
“tunggu! Aku belum selesai… hm… bolehkah aku menjadi pendamping
hidupmu? aku mengatakan ini karena aku mencintaimu sejak dulu… dulu aku
menciummu karena aku tidak ingin orang lain yang mencuri ciuman pertama mu,
karena aku ingin kau jadi milikku. Jadi, maukah kau menjadi yeojachinguku?”
Seketika aku terdiam, seluruh tubuhku rasanya kaku. Aku menatap manic
mata mark dalam2 untuk meyakinkan bahwa tidak ada kebohongan didalam diri mark.
“ne, aku mau…” kataku malu2. Dan mark langsung memelukku.
“saranghae…”
“nado saranghae…”
Pohon ini menjadi saksi bisu tentang cerita ku dan mark. Di bawah
pohon ini aku pertama kali bertemu dengan mark, dibawah pohon ini ciuman
pertamaku dicuri oleh mark, dibawah pohon ini aku ditinggalkan oleh mark,
dibawah pohon ini aku bertemu kembali dengan mark dan dibawah pohon ini pula
mark menyatakan cintanya kepada diriku. Semua tentangku dan mark ada disini,
terima kasih karena sudah mempertemukan aku dengan mark, terima kasih karena
sudah menjadikan mark sebagai kekasihku. Terima kasih…!
END Title: Under The Tree
Cast: Mark Lee / Lee Minhyung (NCT), Kaila Kim / Kim Hyehi (OC)
Genre: Friendship, Romance
Length: 1shoot
Rating: -13
*****
Seorang yeoja sedang duduk dibawah sebuah pohon rindang, ia sedang
membaca buku novelnya sambil bersandar di pohon itu. Dia seharusnya sudah
berada disekolahnya, namun ia begitu santai seakan2 masih punya banyak waktu
untuk sampai kesekolah.
TUK! Sebuah ranting pohon jatuh tepat dikepalanya.
“aw… ck. Jam berapa sekarang?”
Dia melirik jam tangannya dan jam nya menunjukkan pukul 07:45.
“OMO! 15 menit lagi masuk… aiisssshh… aku pasti akan terlambat!”
Yeoja itu pun segera pergi ke halte bus, dan tidak lama bus pun
datang yeoja itu langsung masuk kedalam bus itu.
Sesampainya disekolah.
HUFT! HUFT! HUFT!
Seorang yeoja lari terengah2 menuju kelasnya. Dia tahu jika ia pasti
tidak akan disuruh masuk kekelas melainkan menerima hukuman dari guru, karena
sebenarnya ia telah telat 5 menit yang lalu. Yeoja itu bernama Kim Hyehi atau
sering dipanggil Kaila Kim, Ia adalah murid pindahan dari Amerika sebulan yang
lalu dan sudah 2 kali ia berangkat telat.
Dengan ragu Kaila mengetuk pintu kelas.
TOK! TOK!
CEKLEK!
Pintu pun terbuka, dan menampakkan sosok guru yang ia kenal, Kim
Saem.
“ini jam berapa Kaila…?”
“hm… jam… 8:15 saem…”
“kalau begitu, kau tahu kan kalau kau itu terlambat?”
“i…iya saem… jeosonghamnida……” kata Kaila sambil membungkukkan
badannya.
“kalau sudah tahu terlambat kenapa masih berani… MASUK KE KELAS SAYA!
CEPAT MENUJU RUANG UKS DAN BERSIHKAN, RAPIHKAN SERAPIH MUNGKIN! ARRASEO!” kata
Kim Saem penuh penekanan.
“ha…hajiman…”
“CEPAT!”
“ne arraseumnida saem…” kata Kaila dengan pasrah.
Kaila pun segera berjalan menuju ruang UKS.
Di Ruang UKS.
Kaila pov.
BRUK! Aku membaringkan tubuhku di ranjang UKS, aku begitu lelah…
“hah! Apa Kim saem itu tidak tahu apa? Aku lari2 dari halte bus
sampai gerbang sekolah, dan dari gerbang
sekolah sampai kelas… dia pikir itu jarak yang dekat. Aisshhh… dia
benar2 tidak menghargai kerja keras ku! CK!”
Aku mengomel tidak jelas diruang UKS. Dan benar saja ruangan ini
benar2 berantakan dan kotor sekali.
Aku pun segera membersihkan ruangan dan merapihkannya serapih
mungkin.
25 Menit kemudian…
Aku selesai merapihkan ruangan ini. Aku melirik jam, jam menunjukkan
pukul 9:50, itu artinya sekitar 10 menit lagi bel istirahat berbunyi. Aku pun
berbaring kembali sambil menunggu bel istirahat berbunyi setelah itu baru
pulang kekelas dan mengikuti pelajaran berikutnya.
Kaila pov end.
*****
Telihat seorang namja sedang duduk dibangkunya, dia hanya duduk
sambil membaca bukunya dan tidak pergi menuju kantin seperti teman2nya. Namja
itu bernama Mark Lee namja pindahan dari Vanchouver Canada yang hari ini baru
saja mesuk kesekolah barunya. Tampangnya yang begitu rupawan membuat para yeoja
dikelas itu menjadi tertarik dan mendekati Mark. Namun sebaliknya Mark hanya
merespon dengan aura dinginnya.
“hai Mark aku Yeri, mau pergi kekantin bersamaku?”
“No, Thanks.”
“eoh! Baiklah, aku pergi dulu. See you…!”
Ya, seperti itulah salah satunya.
Mark pun ternyata tidak nyaman dengan sekolah ini, menurutnya banyak
gadis yang genit terhadapnya.
Setelah dirasa cukup lama Mark membaca bukunya, mark pun akhirnya
merasa jenuh dan memilih untuk keluar kelas.
“seperti apa diluar sana…? Sebaiknya aku keluar dan melihat2
lingkungan sekolah ini!”
Mark pun mulai melangkah keluar dari ruangan kelas itu.
DUG!
Sebuah bola yang entah datangnya dari mana mengenai kepalanya dengan
begitu keras.
TES…
Darah segar menetes dari hidungnya, tiba2 pandangannya menjadi
samar2.
BRUK!
Mark terjatuh, karena kepalanya sangat sakit. Mark melihat 3 orang
namja dengan seragam basketnya menghampirinya.
“kau tidak apa2?”
“aigoo! Hidungnya berdarah”
“cepat bawa dia ke UKS”
Samar2 Mark mendengar suara mereka. Namun lama2 pandangannya mulai
gelap dan ia pun tak sadarkan diri.
*****
Kaila pov.
Aku bangkit dari rebahanku dan sedikit meregangkan otot2 ku yang
begitu kaku.
“hah! Saatnya kembali kekelas…”
Aku pun keluar dari UKS, saat aku hendak menutup pintu itu tiba2
terlihat 4 orang namja yang sedang berlari kearah UKS. 1 orang namja pingsan
dengan dipopoh oleh 2 orang namja dan 1 nya lagi berlari menghampiriku.
“kau petugas UKS hari ini?”
“nde?”
“cepat buka pintunya, ada orang pingsan terkena bola tadi”
“baik sunbae!”
Aku pun segera membuka kembali ruang UKS. Dan mereka segera masuk dan
membaringkan tubuh namja yang pingsan tadi diranjang UKS.
“apa kau bisa merawatnya?”
“hm…”
“tolonglah, kami sedang latihan basket untuk turnamen besok. Kami
harus segera kembali latihan”
“hm… baiklah sunbae”
“ya sudah terima kasih. Kalau dia sudah sadar, tolong sampaikan
padanya jika kami benar2 minta maaf”
“baik sunbae”
3 orang sunbae tadi akhirnya meninggalkan ruangan UKS. Dan tinggalah
aku dan namja itu.
Aku pun segera membersihkan darah dihidungnya dan mengompres benjolan
dikepala sebelah kanannya yang kuyakini jika bagian itu yang terkena bola.
Tapi, aku juga melihat luka benturan dipelipis sebelah kirinya yang sedikit
mengeluarkan darah. Aisshh… kasian sekali namja ini sudah jatuh tertimpa batu
pula.
Saat aku sedang mengompres kepalanya, tiba2 dia sadar. Dan memaksa
untuk bangkit dari rebahannya.
“eits… tetap diposisimu, pendarahan dihidungmu belum berhenti”
Kataku sambil terus mengompres kepalanya.
“apa pedulimu! BIKYEO!”
“ANDWAE!” cegahku sambil terus mencegahnya untuk bangkit.
“YAK! Aisshh……” akhirnya ia pasrah dan kembali berbaring.
“sudah baring saja disitu, oyya tadi sunbae yang membuatmu terluka
bilang, kalau mereka minta maaf”
“hm… ne…”
3 menit kemudian.
“ck! Bahkan orang tuaku tidak pernah seperhatian ini padaku” ia mulai
berbicara memecah keheningan diantara kami.
“wah…… hidupmu pasti sangat kekurangan kasih sayang dari orang tua
ya?” aku pun mulai menyahutinya.
“bukan kekurangan, tapi aku sama sekali tidak pernah mendapat kasih
sayang dari mereka. Saat usiaku 1-8 tahun aku diurus oleh seorang bibi dan
ditinggal di Korea sedangkan orang tuaku berada di Amerika mengurusi
pekerjaannya. Di usia 9-16 tahun aku tinggal bersama saudaraku di Amerika,
orang tuaku berada di Amerika tapi dia jarang sekali datang menemuiku. Dan
diusiaku ke 17 tahun sekarang, orang tuaku membelikanku sebuah apartemen di
korea dan mereka memaksaku untuk tinggal di apartemen itu sendirian. Bagiku itu
lebih baik dari pada aku harus tinggal bersama saudaraku dan merepotkan mereka.
Hah…”
Aku tercengang mendengar ceritanya, yang hampir persis seperti nasib
hidupku. Aku menepuk pundaknya, dan tersenyum kearahnya.
“hm… sepertinya nasib kita sama deh… aku juga seperti itu… orang
tuaku juga begitu gila dengan yang namanya pekerjaan. Aku juga dari korea ke
amerika dan dari amerika aku pulang lagi ke korea 1 bulan yang lalu… dia juga
memberiku apartemen yang begitu mewah. Dan aku juga tinggal sendiri di
apartemen itu. Hm… ternyata, bukan Cuma aku yang memiliki nasib seperti itu
ya…”
Setelah cerita panjang lebar dari namja itu, aku baru sadar jika
sepertinya aku baru melihatnya, apa dia murid baru.
“oyya, kau murid baru disini? Sepertinya aku baru melihatmu…”
tanyaku.
“ya… aku baru saja masuk hari ini dan sialnya… hari pertamaku begitu
tragis…”
“hihihi… hm… kalau begitu perkenalkan namaku Kim Hyehi atau kau bisa
panggil aku Kaila. Aku juga murid baru pindahan dari Amerika kok, aku sudah 1
bulan sekolah disini.” kataku sambil menyodorkan tangan kananku.
“hm… aku Lee Minhyung. Salam kenal!” jawabnya dan membalas uluran
tanganku.
“ne salam kenal!”
Oh ternyata namanya Lee Minhyung…
“hm… kau juga bisa memanggilku dengan nama Mark”
DEG!
MARK. Itu seperti nama sahabatku waktu kecil.
“m…mark…”
“ne, wae? Kenapa kau begitu terkejut. Namaku keren ya? Itu nama
panggilanku dari kecil… nama panjangnya itu Mark Lee”
“MARK LEE!!!” teriakku terkejut.
“waeyo?”
“aniyo… hm… itu seperti nama sahabat dekatku sewaktu kecil. Persis
sekali!”
“oh…”
“iya, sekarang palingkan wajahmu kekanan!”
“wae?”
“pelipis sebelah kirimu berdarah, apa tadi saat kau jatuh kepalamu
membentur sesuatu?” tanyaku mencoba mengganti topic pembicaraan.
“sepertinya tadi membentur…… hm… ah iya, pintu”
Aku pun menempelkan plester dilukanya itu. Dan selesai…
“sudah selesai kau boleh bangkit sekarang!”
“hm… baiklah…”
Dia bangkit dari ranjang dan mulai berjalan keluar ruangan, namun
belum sempat 5 langkah ia hampir jatuh untung saja aku segera sigap dan meraih
tangannya.
“sepertinya kau masih pusing. Beringlah disini dulu sampai benar2
sembuh”
“aniyo. aku ingin kekelas”
“hm… baiklah, aku akan menuntunmu sampai kelas”
“ne, gomawo. Kaila kau adalah teman pertamaku disekolah ini”
“hm… ne… terima kasih juga karena sudah menjadikanku temanmu Mark”
Aku pun mulai menuntun Mark hingga ia sampai dikelasnya ruang 11-2.
Mwo! Ini juga ruang kelasku.
“ini ruang kelasmu mark?”
“iya, kau dimana?”
“aku juga disini…”
“hm… kenapa tadi jam pelajaran pertama aku tidak melihatmu?”
“eoh? Aku… hihihi… aku tadi terlambat, kim saem tidak mengizinkanku
masuk kelas, dia menghukumku untuk membersihkan UKS”
“kau sering terlambat masuk sekolah?”
“ani… baru 2 kali. Ya sudah ayo masuk!”
“sudah, aku bisa jalan sendiri ke bangku ku…”
Dia berjalan menuju bangkunya yang ternyata dia duduk 1 meja
denganku.
Aku pun menyusulnya.
“hai mark!”
“wae?”
“aku mau duduk… ini tempat dudukku…” kataku sambil mengetuk2 meja dan
duduk disampingnya.
“hm… aku bersyukur sekali bisa 1 bangku denganmu”
“eoh geurae?”
“ne, karena hanya kamu yang aku kenal disekolah ini…”
“sstt… junki saem datang”
Junki saem pun memulai pelajaran matematikanya.
“sstt.. sstt.. mark apa kau menyukai matematika?” bisikku pada mark.
“aku sangat membenci pelajaran ini…”
“aku juga”
“dari dulu aku tidak suka perhitungan…”
“aku juga, aku lebih menyukai pelajaran sejarah dan bahasa juga..”
TAK! TAK! TAK!
“KAILA KIM!”
OMO! Apa junki saem memerhatikanku dari tadi? Ah… eottokhae…
“ne saem…”
“bukankah tadi kau habis menerima hukuman karena terlambat? Apa kau
ingin menerima hukuman lagi karena mengobrol dikelasku?”
“animnida saem… jeosonghamnida…”
“kalau begitu diam!”
“arrseumnida saem…”
“sepertinya kau suka sekali membuat masalah dikelas ya?” ledek mark.
“sssttt…”
Kaila pov end.
*****
Jam pulang sekolah akhirnya berbunyi, semua siswa mulai memberesi
buku2 mereka dan bergegas untuk pulang. Begitu juga dengan Mark dan Kaila
mereka pun sama dengan siswa yang lain.
“kau pulang naik apa?” Tanya Mark.
“naik bus”
“hm… kita pulang bersama ya?”
“kau juga naik bus? Aku kira kau akan dijemput dengan mobil mewah”
“aku kan sudah bilang kalau aku hanya tinggal sendiri di negeri ini”
“iya iya”
“ya sudah, kajja kita pulang!”
“ne…”
Mereka pun keluar dari sekolah dan segera menghadang bus di halte
bus.
Dan tak lama bus pun datang.
*****
Selama perjalanan pulang kaila dan mark mengobrol tentang bedanya
kebiasaan orang2 di korea dan di amerika yang menurut mark itu kebiasaan orang
korea itu sangat lucu, tapi menurut kaila itu biasa saja.
30 menit kemudian.
“kaila sepertinya aku harus turun…”
“eoh? Benarkah, aku juga…”
Mereka pun turun dari bus, betapa terkejutnya mereka ketika mereka
ternyata sama2 tinggal di gedung apartemen itu.
“kau tinggal disini mark?”
“iya, kau juga?”
“iya… wah jadi senang nih”
“senang kenapa?”
“karena ada teman yang bisa diajak main bersama, belajar bersama dan
berangkat sekolah bersama… iya kan?”
“ck, terserah! Aku mau masuk, capek!”
“hm… ne aku juga”
Mereka pun akhirnya masuk ke gedung itu.
Kaila berjalan dibelakang mark, setelah mark sampai di apartemen nya
ia kembali menatap kaila yang berjalan mengikuti mark.
“kenapa kau mengikutiku?”
“aku tidak mengikutimu kok, apartemen ku ada disini!” kata kaila
sambil mengetuk2 pintu apartemennya yang ternyata ada didepan persis apartemen
mark.
“wah… kita juga ternyata tetangga dekat mark…” girang kaila.
“ya sudah sana masuk…”
“ne..” kaila pun segera masuk ke apartemennya.
Begitu juga dengan mark. Kelihatannya kaila begitu senang jika dekat
dengan mark.
*****
Kaila pov.
Pukul 22:00
Yuuuuhuuu… ternyata mark itu tinggal didepan apartemen ku. Hm… itu
artinya dia bisalah… jika nanti jadi teman curhatku.
Aku meraih foto masa lalu ku bersama mark lee sahabatku.
“mark lee, kau tahu hari ini aku bertemu dengan seseorang yang
namanya itu persis sekali dengan dirimu… tapi dia tetap tidak akan bisa
menggantikan posisi mu dalam hidupku mark. Maka dari itu cepatlah hadir dalam
hidupku kembali ya… jeongmal bogo shippeo seo…”
Entah kenapa aku memiliki ide yang menurutku sangat cermelang.
Aku pun meraih ponsel ku, dan keluar menuju apartemen mark.
TING! TONG!
“nugu?”
“aku kaila…”
Tak lama kemudian mark keluar dengan tampangnya yang sangat
berantakan, ku rasa aku sudah mengganggu tidur malamnya.
“malam mark…”
“yak! Wae…? Ini sudah malam kaila… kenapa kau masih terjaga di jam
malam seperti ini?”
“justru aku yang heran kenapa jam segini kau sudah terlelap mark? mian,
aku hanya ingin meminta no ponsel mu saja kok”
“hah… hanya itu? Aisshh…”
Walaupun ia terlihat kesal karena perbuatanku, tapi tetap saja dia memberi
no ponselnya padaku padahal aku kira dia tidak akan memberikan no nya pada ku.
Hhh… dasar aneh!
“sudah?”
“sudah, thanks mark…”
Aku pun segera menelfon no itu, dan tidak lama, ponselnya di dalam
sana pun berdering.
“itu no ponselku… hm… tujuanku sebenarnya, hm… besok pagi dan
seterusnya… bisakah kau membangunkanku saat akan berangkat kesekolah? Kau tahu
kan, aku sering sekali terlambat… kau bisa membangunkanku dengan cara
menelfonku atau menggedor2 pintu apartemenku mark. Kau bisa kan? Kau bilang kau
temanku, seorang teman itu harus membantu temannya yang lain untuk bisa menjadi
lebih baik…”
“ne… jadi intinya aku harus membangunkanmu dipagi hari!”
“benar sekali!”
“sudah?”
“hm… aku rasa sudah, kalau begitu terima kasih dan malam mark”
BRUK!
Dia menutup pintu apartemennya, aku rasa dia marah… tapi dia pasti
akan melakukannya besok. Aku tahu ini sungguh tidak masuk akal, aku yang tiba2
bersikap sudah mengenal mark lama padahal aku baru mengenalnya tadi pagi, dan
dengan mudahnya aku menyuruhnya dengan hal konyol tadi. Hihihi…
“THANKS MARK……!”
Aku pun kembali ke apartemenku dan beranjak tidur.
Kaila pov end.
*****
Keesokan harinya.
Jam 06.00
DRRRTTT DRRRTTT
Handphone kaila bergetar, kaila yang masih terlelap dengan kesal
mengangkat handphonenya tanpa melihat siapa yang menelfon.
“yak! Nuguseyo? Kenapa pagi buta begini menelfon?” Tanya kaila dengan
suara parau khas bangun tidurnya.
“APA KAU BILANG? PAGI BUTA? INI SUDAH JAM ENAM. WAKE UP KAILA!!!!”
“mwo? Mark? I-ini kau?”
“hhh…… aku menunggumu di depan gedung, aku tunggu 20 menit dari
sekarang. Jika kau terlambat, maka jangan salahkan aku jika aku sudah berangkat
terlebih dahulu. UNDERSTAND?”
“HAI!”
TUUUTT…
Kaila pun segera bangkit dan melakukan ritual mandi kilat nya.
Setelah sekitar 15 menit ia bersiap, ia langsung keluar apartemen nya
dan berlari keluar gedung. Dilihatnya mark yang sudah menunggu di depan. Kaila
tersenyum ketika melihat mark yang sudah rapih dengan seragamnya.
“MARK……”
Kaila berlari menuju mark.
“gomawo… kau sudah membangunkanku lebih pagi hari ini…”
“ne” jawabnya singkat.
Kaila dan mark pun berjalan menuju ke halte bus. Mark memerhatikan
kaila yang sedang memegangi perutnya.
“kamu sudah sarapan?” Tanya mark.
“hm… belum…”
“apa kita perlu pergi mencari makan terlebih dahulu…?”
“aniyo, bagaimana kalau nanti kita telat?”
“hm… tidak apa2, lagi pula kelas kan dimulai jam 8. Kita masih punya
waktu 1 jam setengah lagi, dan aku juga belum sarapan”
“ya sudah, lebih baik kita sarapan di tempat makan yang dekat sekolah
saja…”
“baiklah…”
Mereka pun menaiki bus yang baru datang.
*****
Kaila dan mark sekarang sedang berada di tempat makan. Kemudian
seorang pelayan menghampiri mereka.
Kaila pov.
Seorang pelayan tempat makan ini menghampiri kami.
“mau pesan apa?” Tanya si pelayan
“aku sandwich” kata ku.
“aku juga sandwich tapi tanpa tomat dan keju…”
DEG!
MWO! SANDWICH TANPA TOMAT DAN KEJU?????? IGE MWOYA… dia seperti Mark.
Sungguh, Mark sahabatku selalu ingin dibuatkan sandwich tapi tanpa tomat dan
keju, persis seperti Mark dihadapanku sekarang… WAE?
Flashback on.
Tok! Tok!
Seorang anak kecil
yang sunggu kukenal yaitu bernama mark, datang kerumah ku. Seperti biasa mark
selalu datang kerumah ku setiap pagi bahkan setiap hari untuk berangkat sekolah
bersama atau sekedar bermain seharian bersamaku.
“kaila…”
“mark… kenapa
kau datang pagi sekali…?”
“hm… tidak apa2.
Kau sedang makan apa?”
“sandwich… kau
mau?”
“boleh…”
Aku pun
menyuapkan sandwich itu kemulut mark.
Mark terkejut
ketika ia memakan sandwich itu, entah kenapa.
“huek! Apa ini
ada tomat dan kejunya?”
“tentu. Kau
tidak suka…?”
“tidak! Tomat
dan keju itu rasanya aneh. Aku benci keduanya”
Oh ternyata mark
tidak suka keju dan tomat.
Flashback off.
Bagai sebuah video yang tiba2 melintas dihadapanku, tiba2 saja momen
disaat mark sahabatku mengatakan hal yang sama dengan apa yang dikatakan mark
didepanku sekarang ini.
“KAILA…!”
“……”
“kaila……”
“nde…?” mark membuyarkan lamunanku.
“gwenchana?”
Aku menatap mark, aku heran kenapa mark memiliki kesamaan dengan
sahabatku.
“mark, kau tidak suka tomat dan keju?”
“iya…”
“kenapa?”
“tomat dan keju itu rasanya aneh! Dan aku tidak suka keduanya”
“oh…”
Bahkan jawabannya pun sama persis. MARK NEO MWOYA?
Dan pelayan pun menghantarkan pesanan kami.
“cepat makan! Kau mau terlambat lagi hah?”
Kata mark yang tiba2 membangunkanku dari lamunanku.
“nde…”
Kaila pov end.
*****
1 bulan kemudian.
Kaila dan mark semakin dekat, tapi tidak jarang mereka bertengkar
karena hal sepele. Kehadiran mark di hidup kaila memberikan perubahan pada
kehidupan kaila, seperti kaila yang sekarang tidak pernah terlambat sekolah,
kaila yang selalu rutin sarapan pagi dan kaila yang sekarang tidak kesepian
lagi karena hampir setiap harinya dipenuhi oleh kehadiran mark seperti belajar
bersama dan sarapan, makan siang dan malam bersama. Namun tetap saja dihati
kaila hanya ada mark lee sahabat nya.
Kaila pov.
Hari ini hari minggu, aku berniat mengajak mark untuk jogging bersama
di taman. Dia bilang kalau dia ingin melihat taman di pusat kota. Untuk itu aku
akan mengajak nya kesana.
Sekarang aku sedang menunggunya di depan gedung apartemen, tidak lama
kemudian mark pun datang.
“kau ingin mengajakku kemana?” tanyanya.
“kau bilang kau ingin melihat taman2 dipusat kota sana. Jadi aku akan
mengajakmu kesana sekalian jogging”
“ya sudah, ayo!”
Di taman pusat kota.
Aku mengeluarkan handphone terbaru milikku, aku berniat untuk
memamerkan handphone baru ku ini pada mark.
“mark, lihat deh handphone baruku. Kemarin eommaku baru saja
membelikan handphone ini… bagus tidak?”
“kau baru memilikinya sekarang? Aku sudah punya ini sejak 6 bulan
lalu…” katanya sambil merebut benda itu dari ku dan dan melempar2 itu keatas.
Tentu saja aku marah dan panic.
“yak! Mark! Kembalikan! Dan jangan2 lempar2 seperti itu, bagaimana
kalau nanti jatuh! Cepat berikan padaku!” teriakku. Tapi bukannya
mengembalikannya pada ku dia malah berlari dan membawa hp ku pergi. Lantas aku
mengejarnya.
“AMBIL KALAU KAU BISA…!” teriaknya sambil berlari.
“YAK! KAU MEREMEHKANKU HAH??”
Aku pun berlari mengejarnya, namun aku tidak menyadari jika tali
sepatuku sebelah kanan belum aku ikat. Aku pun terjatuh karena itu, karena aku
memakai celana yang panjangnya diatas lutut, akhirnya lututku tergores dan
berdarah.
“hiks… appo…”
Sebuah tangan meraih tanganku dan menariknya untuk berdiri. Dan
ternyata pemilik tangan itu mark.
Aku pun berdiri, dan menatap mark dengan tatapan kesal.
“kau jahat mark…!”
TIK!
Tiba2 saja mark menyentil jidatku.
“dasar cengeng begitu saja nangis!” bentak mark.
Apa yang dilakukan mark barusan, lagi2 mengingatkanku dengan momen
ketika aku bersama mark dulu. Dan aku baru sadar jika kejadian ini sama persis
dengan kejadian 14 tahun yang lalu saat aku pertama kali bertemu dengan mark.
Flashback on.
Aku sedang
bermain dengan boneka2 ku disebuah taman, aku bermain dibawah sebuah pohon
rindang yang menjadi tempat favorit ku untuk bermain.
Tiba2 seorang
anak lelaki mengambil salah satu bonekaku. Lantas aku langsung mengejarnya.
“kembalikan
bonekaku namja nakal…”
Aku terus
berlari mengejar mark. Aku terus berlari sekencang mungkin untuk mendapatkan
bonekaku itu, namun semakin kencang aku berlari semakin kencang pula mark
berlari menghindariku.
BRUK!
“hwa…… appo……
hiks…… hiks……” aku menangis keras karena aku terjatuh dan lututku berdarah
karena terkena ranting.
Mark berlari
menghampiriku, dan kemudian ia berjongkok dan meniup lututku.
TIK! Ia
menyentil jidatku.
“dasar cengeng,
luka kecil seperti itu saja menangis”
Aku pun diam.
Mark pun mengembalikan bonekaku.
“igeo! Ck,
duduk! Aku akan mengobati lukamu, aku ini namja yang bertanggung jawab”
Dia kembali
meniup lututku dan menempelkan sebuah plester yang ia keluarkan dari sakunya.
“selesai, siapa
namamu?” katanya sambil mengulurkan tangannya kearahku.
“kaila kim”
kataku dan membalas uluran tangannya
“namaku mark
lee, salam kenal. Dan jangan panggil aku namja nakal lagi arra?”
“ne…”
“mianhae, karena
sudah membuatmu terluka”
“hm… aku juga
minta maaf karena sudah memanggilmu namja nakal tadi”
“kau mau
melanjutkan bermainmu…?”
“ne,”
“boleh aku
ikut?”
“tentu saja…
ayo!”
Sejak saat itu
aku dan mark menjadi sahabat.
Flashback off.
“ini hp mu…” kata mark tiba2.
“mark……”
“ne”
“kau kah itu?”
“tentu saja ini aku mark lee!”
“bukan, kau kah mark sahabatku?” tanyaku dengan yakin.
Dia terkejut dan menatapku bingung.
“kau bicara apa? Kenapa kau suka sekali menyamakanku dengan sahabatmu
itu? Huh! Jelas saja aku dan dia itu sangat beda. Sudahlah, aku lelah.
Sebaiknya kita duduk dibawah pohon itu, pasti sejuk! Kajja!”
Apa benar, dia bukan sahabatku? Tapi hatiku berkata bahwa dia adalah
mark yang selama ini aku cari.
Dia menarikku kebawah pohon rindang itu, aku baru sadar pohon ini…
adalah pohon yang sering sekali aku datangi bersama mark setiap kali pulang
sekolah. Wah… ternyata masih seperti dulu.
“huft! sini coba kulihat luka dilututmu itu!”
“gwenchanayo, aku tidak selemah yang kau pikirkan. Ini hanya luka
ringan saja…” kataku cuek.
“hm… terserah!”
Aku pun duduk disampingnya, aku menghirup udara segar disini.
“hm… ternyata tempat ini masih sama seperti dulu…”
“seperti dulu…?”
“iya, dulu aku dan mark sering sekali datang ketempat ini, setiap pulang
sekolah pasti kami berbaring dibawah pohon ini”
“oh……”
“dan kau tahu?”
“tahu apa?”
“ciuman pertamaku juga dicuri oleh seseorang ditempat ini, persis
dibawah pohon ini?”
“sungguh? Siapa orang itu”
“tentu saja mark. Saat itu aku dan mark baru pulang sekolah, seperti
biasa kami istirahat di bawah pohon ini. Mark bilang jika ia ingin tidur
sebentar, dan akhirnya dia merebahkan tubuhnya tepat ditempat yang sedang
didudukimu” kataku sambil menunjuk mark.
“lalu?”
“aku menatap wajahnya yang sedang tertidur begitu polos, dan entah
kenapa aku tiba2 mencium pipinya. Namun, saat aku sedang menciumnya dia
terbangun dan tatapan kami pun saling bertemu dan tiba2 mark mencium bibirku
singkat, setelah itu dia langsung bangkit dan berjalan menjauhiku sambil
berkata ‘suatu saat nanti aku akan bertanggung jawab dengan apa yang aku
lakukan tadi, karena kali ini belum waktunya’ jujur saat itu aku tidak tahu apa
maksud dari perkataannya, namun sekarang aku sudah paham…”
“lalu dimana dia sekarang?”
“entah”
“hm… kaila,”
“ne”
“hm… apa kita bisa pulang sekarang?”
“kau sudah lelah?”
“hm…”
“ya sudah. Kajja!”
Aku dan mark akhirnya meninggalkan tempat itu, sebenarnya aku masih
ingin berlama2 disana.
TES TES TES. Saat diperjalanan pulang, hujan pun turun. Entah kenapa
tiba2 hujan, padahal sebelumnya terang. Tetesan air hujan membasahi kami.
Mark dan aku berteduh disebuah rumah kecil, tapi sepertinya rumah ini
tak berpenghuni.
“mark, kenapa kita berteduh? Aku suka sekali hujan… ayo kita
hujan2an”
“aniyo…”
“ayo kita lanjutkan saja, lagi pula kita sudah hampir sampai!”
“aniyo! sana pergi sendiri!”
Karena mark menolak akhirnya aku menariknya untuk hujan2an, dan
akhirnya aku dan mark hujan2an. Dan kami pun basah kuyup.
Aku tetap berlari, aku tidak mendengar perkataan mark yang terus2an
minta berteduh.
Dan hingga akhirnya kami sampai di apartemen. Mark langsung berlari
masuk ke apartemennya, haha… sepertinya dia kedinginan.
Kaila pov end.
*****
Hari ini seperti biasa, kaila bangun pagi dan sarapan setelah itu
berangkat sekolah. Namun ada sesuatu yang aneh hari ini menurut kaila. Sampai
jam 6:15 mark belum menefolnnya. Dan kaila pun memutuskan untuk datang
keapartemen mark untuk mengajaknya berangkat bersama.
TING TONG
“mark…”
“…”
“ini aku, kaila…”
“…”
“mark…… kau sudah bangun?”
“…”
“hm… sepertinya dia sudah berangkat. Baiklah!”
Karena tidak ada respon dari mark, akhirnya kaila memutuskan untuk
berangkat sekolah.
Disekolah.
Kaila pov.
Aku berjalan menuju kelas. Sesampainya dikelas aku tidak melihat mark
sama sekali, bahkan tasnya tidak ada dikelas. Kemana dia? Apa dia sedang
kebelakang?.
“yeri-ya! Apa mark tadi sudah masuk kekelas?”
Aku bertanya ke yeri karena dia selalu berangkat pagi2 sekali.
“belum. bukannya biasanya mark berangkat bersamamu? Dari tadi pagi
dia belum terlihat kok!”
“oh, ne. gomawo?”
Kemana dia? Apa jangan2… dia… sakit?? dia sakt karena kehujanan
kemarin. Andwae! Kalau dia sakit berarti ini salah ku.
Karena aku begitu khawatir aku memutuskan untuk keluar dari kelas.
Dan kuputuskan untuk absen hari ini.
*****
Di apartemen.
TING TONG
“MARK BUKA PINTUNYA MARK!”
“MARK…… NEO GWENCHANA?”
“MARK…”
Aku mencoba untuk membuka knop pintu.
CEKLEK
MWO! Tidak dikunci. Seketika aku langsung masuk kedalam dan langsung
masuk kekamarnya.
“OMONA!”
Aku terkejut ketika melihat mark yang terbaring didepan kamar
mandinya.
Aku langsung memeluknya. Dia menggigil wajahnya begitu pucat. Aku
benar2 takut sekarang. Aku segera menuntunnya menuju tempat tidur.
“bertahanlah mark! Aku akan panggilkan dokter!”
Aku pun langsung menelfon dokter.
*****
Dokter bilang, mark demam karena alergi. Dia punya alergi dingin,
dokter bilang mark tidak boleh terkena udara yang terlalu dingin.
Arraseo! Ini semua salah ku, aku yang memaksanya untuk hujan2an
kemarin. Jeongmal Mianhae Mark!.
“mark… aku minta maaf… gara2 aku, kamu jadi sakit! hiks… mianhae…”
Aku menangis menyesali perbuatanku kemarin.
Karena mark belum sadar, aku memutuskan untuk membuatkannya bubur dan
teh hangat.
20 menit kemudian…
Aku kembali ke kamar mark, sambil membawa semangkuk bubur dan segelas
teh hangat. Aku tersenyum ketika melihat mark sudah sadar dan sedang terduduk
ditempat tidurnya.
“hm… kau sudah sadar mark? Bagaimana keadaanmu, apa lebih baik?”
“…”
“oyya aku buatkan bubur dan teh hangat untukmu? Sekarang makanlah
setelah itu minum obatnya”
Dia menatapku dengan tatapan sinis.
“kau bolos sekolah?”
“ah… hm… ne”
“kenapa?”
“karena aku mengkhawatirkanmu. Tadi pagi kau tidak menelfonku, dan
aku memutuskan untuk menghampiri apartemen mu tapi tidak ada jawaban sama sekali,
aku berfikir kalau kamu sudah berangkat kesekolah. Tapi, saat aku masuk kekelas
kau tidak ada dikelas. Dan, aku ingat jika kemarin kau kehujanan dan aku
langsung khawatir jika kamu sakit, untuk itu aku memutuskan untuk tidak masuk
hari ini…”
“hm… gomawo…”
“aniyo, kau tidak perlu berterima kasih mark. Karena aku yang sudah
membuatmu menjadi sakit… aku benar2 minta maaf…”
Aku menunduk, aku tidak mau mark melihat aku menangis.
“jeongmal mianhae… aku… tidak tahu… jika kamu punya alergi terhadap
dingin. Aku benar2 menyesal!”
Tiba2 tangan mark menangkup wajahku untuk tidak menunduk. Aku melihat
wajah pucatnya yang tersenyum hangat padaku.
“tidak apa2, aku suka melihatmu tertawa lepas kemarin. Kulihat, kau
begitu bahagia saat hujan2an kemarin. Jadi, jangan merasa bersalah lagi ya…”
“ne, gomawo…”
Mark menarikku kedalam pelukannya, rasanya hangat dan nyaman.
*****
Pukul 21:00
Aku memutuskan untuk pulang dari apartemen mark. Mark bilang dia
sudah sehat kembali, dan ia pun menyuruhku untuk pulang.
Pukul 22:00
DRRTT DRRTT
“mark?”
“ne… yeoboseyo… ada apa mark?”
“cepat kemari! Aku menunggumu, di taman kemarin. Aku tunggu 15 menit
dari sekarang! Kalau kau terlambat, maka kau akan menyesal”
“mwo?”
TUUUTTT
Seketika aku langsung mengambil jaket ku dan keluar dari apartemen.
10 menit kemudian.
Aku berlari mencari keberadaan mark. Dan tidak lama, aku pun
menemukan sosoknya yang sedang duduk dibawah pohon yang kemarin dengan disinari
oleh lampu senter dan kulihat dia sedang membuka lembaran2 buku yang sedang ia
pegang. Aku pun menghampirinya.
“yak! NEO MICHEOSEO! Kau baru saja sembuh dari sakitmu, dan sekarang
kau berada diluar padahal ini sudah malam dan udaranya begitu dingin”
Dia berdiri tepat dihadapanku, lalu dia tersenyum kearahku. Apa
maksudnya?
“akhirnya kau tidak datang terlambat…”
“kau menyuruhku kesini untuk apa?”
“igeo!”
Dia memberiku sebuah buku. Bukan, ini bukan buku melainkan sebuah
album.
“ige mwoya?”
“coba kau buka!”
Aku pun mulai membuka buku itu.
SREK SREK SREK
Aku terkejut ketika aku membuka album itu, yang ternyata isinya
adalah foto2ku dan mark saat kecil.
TESS TESS
Air mataku menetes seketika. Saat aku membuka lembaran terakhir yang
berisi tulisan.
‘aku akan selalu menjaga mu Kaila Kim… ^Mark Lee’
Aku kembali menatap mark. Ini tidak mungkin kan, kalau selama ini
mark yang aku kenal adalah mark lee sahabatku… katakanlah bahwa ini mimpi.
“Aku akan selalu menjagamu Kaila Kim…”
“ini tidak mungkin, mark, kau sedang membohongiku kan? Kau bukan mark
lee sahabatku kan?” tanyaku tidak yakin.
“maaf karena sudah meninggalkanmu… maaf juga karena aku sudah
membohongimu kaila… kau masih ingat ini?”
Dia mengeluarkan sebuah kalung kecil, ya, kalung itu hanya aku dan
mark yang memiliki. Jadi dia benar2 mark lee.
“m… mark… lee…”
“ne, ini aku mark lee… sahabatmu… aku sudah berjanji jika kita akan
bertemu lagi. kau masih ingat itu?”
Tentu saja aku mengingatnya.
Flashback on
8 tahun yg lalu…
Mark menyuruhku
untuk datang ke taman yang biasa kita datangi. Aku pun menurutinya, aku melihat
mark yang sedang berdiri dibawah pohon, namun ada yang aneh, penampilannya
sangat rapih.
“mark, kenapa
kau menyuruhku untuk datang kemari?
“kaila, 2 jam
lagi aku akan berangkat ke bandara?”
“mark kau mau
pergi kemana?”
“aku akan pergi
ke eomma appa…”
“kapan kau akan
pulang?”
“aku tidak tahu”
“apa kita bisa
bertemu lagi?”
“tentu saja…
kaila kim kau tidak usah bersedih, aku janji suatu saat nanti aku akan bertemu
denganmu lagi dan menjagamu lagi. kita pasti bisa bermain bersama lagi… aku
janji! Dan ini, untukmu”
Mark memberiku sebuah
kalung. Namun aku melempar kalung itu. Bukan kalung itu yang aku inginkan.
“aku tidak mau
kalung ini, aku hanya ingin kau ada disetiap hariku. Aku mohon jangan pergi
mark… kalau kau pergi aku akan sangat kesepian”
“mianhae, tapi
aku harus pergi. Dan aku mohon terimalah kalung ini, lihat aku pun memilikinya,
kalung ini hanya kita berdua yang memiliki”
Mark kembali
memungut kalung itu dan menyuruhku untuk menggenggam kalung itu.
“mark…”
“aku harus pergi
sekarang… annyeong…”
Mark pun pergi
meninggalkanku sendiri yang sedang menangis. Tangisanku semakin keras ketika
mark semakin menjauh dari ku. Namun aku berusaha merelakannya.
“MARK AKU AKAN
MENUNGGUMU……KAU HARUS BERJANJI BAHWA KITA AKAN BERTEMU LAGI…” teriakku
Dia berbalik dan
melambaikan tangannya kearahku sambil tersenyum.
“AKU BERJANJI,
JAGA DIRIMU BAIK2”
Dan mark pun
sudah tak bisa kulihat lagi.
Flashback off
Aku langsung memeluknya, meluapkan rasa rinduku kepadanya selama 8
tahun ini dengan menangis sekencang2nya. Mark pun membalas pelukanku.
“aku pikir kita tidak akan bertemu lagi mark?”
“kan aku sudah janji, bahwa kita akan bertemu lagi…”
“tapi kenapa kau membohongiku?”
“karena aku ingin memastikan jika kau benar kaila kim sahabatku”
“mark, aku sangat merindukanmu…”
Mark melepas pelukannya, dan aku pun juga. Dia menggenggam kedua
tanganku.
“kaila, kemarin kau bilang jika kau sudah tahu alasan kenapa aku
menciumu dulu? Memang apa alasannya?”
“mwo?”
Tidak mungkin jika aku menjawab jika alasan mark menciumku dulu
adalah karena suatu saat nanti dia akan menjadikanku yeojachingunya.
“hm… apa ya? Kan kamu yang menciumku, berarti kamu yang tahu
alasannya”
“hm… baiklah. Saat aku mengatakan ini, kau jangan terkejut ya?”
“ne…”
“hm… kaila kim bolehkah aku menjagamu untuk selama2nya?”
“mark, dulu kau sering sekali bilang seperti itu”
“tunggu! Aku belum selesai… hm… bolehkah aku menjadi pendamping
hidupmu? aku mengatakan ini karena aku mencintaimu sejak dulu… dulu aku
menciummu karena aku tidak ingin orang lain yang mencuri ciuman pertama mu,
karena aku ingin kau jadi milikku. Jadi, maukah kau menjadi yeojachinguku?”
Seketika aku terdiam, seluruh tubuhku rasanya kaku. Aku menatap manic
mata mark dalam2 untuk meyakinkan bahwa tidak ada kebohongan didalam diri mark.
“ne, aku mau…” kataku malu2. Dan mark langsung memelukku.
“saranghae…”
“nado saranghae…”
Pohon ini menjadi saksi bisu tentang cerita ku dan mark. Di bawah
pohon ini aku pertama kali bertemu dengan mark, dibawah pohon ini ciuman
pertamaku dicuri oleh mark, dibawah pohon ini aku ditinggalkan oleh mark,
dibawah pohon ini aku bertemu kembali dengan mark dan dibawah pohon ini pula
mark menyatakan cintanya kepada diriku. Semua tentangku dan mark ada disini,
terima kasih karena sudah mempertemukan aku dengan mark, terima kasih karena
sudah menjadikan mark sebagai kekasihku. Terima kasih…!
END